JAKARTA, investor.id -Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) melonjak tajam pada Rabu (8/10/2025). Kenaikan itu didorong oleh penguatan harga minyak kedelai dan minyak mentah.
Berdasarkan data BMD pada penutupan Rabu (8/10/2025), kontrak berjangka CPO untuk Oktober 2025 melonjak 62 Ringgit Malaysia menjadi 4.468 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO November 2025 melejit 62 Ringgit Malaysia menjadi 4.506 Ringgit Malaysia per ton.
Sementara itu, kontrak berjangka CPO Desember 2025 melesat 75 Ringgit Malaysia menjadi 4.545 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Januari 2026 terkerek 75 Ringgit Malaysia menjadi 4.563 Ringgit Malaysia per ton.
Sedangkan kontrak berjangka CPO Februari 2026 loncat 69 Ringgit Malaysia menjadi 4.552 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Maret 2026 mnaik 53 Ringgit Malaysia menjadi 4.514 Ringgit Malaysia per ton.
Dikutip dari Trading View, harga CPO naik lebih dari 1% pada Rabu (8/10/2025),
"Penguatan harga minyak kedelai dan minyak mentah mengangkat harga futures minyak sawit mentah hari ini. Kontrak Desember berhasil menembus level psikologis 4.500 ringgit, sehingga memicu aksi short covering dan minat beli baru," kata seorang trader yang berbasis di Kuala Lumpur.
Harga minyak mentah naik lebih dari 1%, didorong oleh keputusan kelompok produsen OPEC + yang hanya menaikkan produksi dalam jumlah kecil untuk bulan depan. Namun, kekhawatiran terhadap potensi kelebihan pasokan membatasi kenaikan lebih lanjut.
Kenaikan harga minyak mentah membuat minyak sawit menjadi opsi yang lebih menarik sebagai bahan baku biodiesel.
Rencana B50
Sementara itu, Indonesia tetap melanjutkan rencana penerapan mandatori biodiesel dengan campuran 50% bahan bakar nabati berbasis minyak sawit (B50) pada 2026, sebagai upaya mengurangi impor solar, menurut Menteri Energi Indonesia.
Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade naik 0,72%. Adapun Bursa Komoditas Dalian di China masih tutup dari 1-8 Oktober karena libur nasional.
Harga minyak sawit cenderung mengikuti pergerakan harga minyak nabati pesaingnya karena bersaing dalam pangsa pasar minyak nabati global.
Sementara itu, Ringgit Malaysia, mata uang perdagangan minyak sawit, melemah 0,05% terhadap dolar AS, membuat komoditas ini lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang asing.
Sumber : investor.id
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.


Tải thất bại ()