- Harga kedelai CBOT turun karena pasokan global melimpah, namun tetap dekat level tertinggi tiga pekan akibat ekspektasi panen AS yang lebih rendah dan harapan pulihnya permintaan dari China.
- Ketegangan dagang AS-China masih membayangi, tetapi pernyataan Trump soal pertemuan dengan Xi Jinping memicu spekulasi ekspor kedelai AS bisa kembali meningkat.
- Tekanan harga datang dari rekor ekspor Brasil dan pasokan global yang kuat, meski ada potensi dukungan harga dari ancaman mogok kerja di sektor kedelai Argentina.
Ipotnews -- Kedelai berjangka Chicago melemah, Kamis, akibat tekanan dari melimpahnya pasokan global. Namun, harga tetap berada di dekat level tertinggi tiga pekan terakhir karena ekspektasi hasil panen yang lebih rendah dari perkiraan pemerintah serta harapan akan pulihnya permintaan dari China.
Kontrak kedelai yang paling aktif di Chicago Board of Trade ( CBOT ) turun 0,19% atau USD2,00 menjadi USD1.027,50 per bushel pada pukul 13.17 WIB, setelah sempat menyentuh USD1.030 di awal sesi, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Canberra, Kamis (9/10).
Pasar tetap berada dalam kisaran tinggi karena analis memperkirakan Departemen Pertanian Amerika Serikat ( USDA ) akan menurunkan estimasi hasil panen kedelai dan jagung dalam laporan terbarunya. Petani Amerika saat ini tengah berada di puncak musim panen untuk kedua komoditas tersebut.
Di sisi lain, penguatan dolar AS mulai mereda setelah sebelumnya mencapai level tertinggi dua bulan, yang membuat produk pertanian Amerika, seperti kedelai, menjadi lebih kompetitif di pasar ekspor.
China sejauh ini masih menahan diri dari membeli kedelai Amerika karena ketegangan perdagangan dengan pemerintahan Presiden Donald Trump.
Namun, pernyataan Trump pekan lalu yang menyebut akan mengangkat isu tersebut dalam pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping pada akhir Oktober memicu spekulasi pasar bahwa ekspor ke China dapat kembali bergairah.
Meski ketidakpastian atas perundingan masih membayangi, Tobin Gorey, analis Cornucopia, meyakini bahwa kedelai AS tetap akan menemukan pasar ekspor lain meski China tidak segera melanjutkan pembeliannya.
"Harga seharusnya tetap rendah. Pasokan global yang nyaman akan menjaga harga tetap di sekitar USD10 per bushel," kata Gorey, merujuk pada tren harga sejak pertengahan 2024.
Salah satu faktor pendukung harga kedelai saat ini adalah ancaman mogok kerja oleh pekerja sektor minyak biji-bijian di Argentina--salah satu eksportir kedelai terbesar dunia.
Namun, data dari asosiasi eksportir biji-bijian Brasil (Anec) menunjukkan ekspor kedelai Brasil diperkirakan mencapai 102,2 juta metrik ton hingga akhir Oktober. Angka ini melampaui total ekspor tahunan pada 2023 dan 2024, menambah tekanan terhadap harga global.
Sementara itu, untuk komoditas lain, harga jagung CBOT naik 0,12% atau 50 sen menjadi USD422,50 per bushel, dengan pasar menantikan revisi data panen Amerika meski produksi tetap diproyeksikan mencetak rekor.
Harga gandum menguat 0,74% atau USD3,75 menjadi USD511,00 per bushel, pulih dari posisi terendah lima tahun yang sempat dicapai awal pekan ini. (Reuters/Bloomberg/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
        Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
        



Tải thất bại ()