Harga CPO Berjangka Terus Menanjak, Ditopang Rencana Biodiesel Indonesia

avatar
· Views 35
  • Harga CPO naik untuk hari ketiga berturut-turut, didorong rencana biodiesel B50 Indonesia dan penguatan minyak nabati Dalian, meski pasar rentan koreksi karena kurangnya pemicu baru.
  • Trader diperkirakan ambil untung menjelang rilis data bulanan MPOB , sementara permintaan mulai melemah akibat harga tinggi.
  • Penguatan ringgit dan turunnya harga minyak mentah mengurangi daya tarik minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel.

Ipotnews -- Minyak sawit (CPO) berjangka Malaysia kembali menguat untuk hari ketiga berturut-turut, Kamis, didorong kenaikan harga minyak nabati di bursa Dalian, serta rencana ambisius Indonesia untuk menerapkan campuran biodiesel B50 pada 2026.
Meski demikian, pasar diperkirakan mengalami aksi ambil untung menjelang rilis data bulanan dari Malaysian Palm Oil Board ( MPOB ).
Harga CPO berjangka untuk kontrak pengiriman Desember di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 26 ringgit atau 0,57% menjadi 4.571 ringgit (USD1.085,23) per metrik ton pada jeda tengah hari, demikian laporan  Reuters,  di Kuala Lumpur, Kamis (9/10).
Menurut Paramalingam Supramaniam, Direktur Pelindung Bestari, perusahaan pialang yang berbasis di Selangor, pasar saat ini tengah merespons sentimen positif, terutama dari kebijakan biodiesel B50 Indonesia dan pembukaan harga yang lebih tinggi di bursa Dalian.
"Namun, reli ini rentan berbalik jika tidak ada katalis baru. Trader kemungkinan akan melakukan penyesuaian posisi menjelang data pasokan dan permintaan MPOB , sementara permintaan juga mulai melemah akibat harga yang tinggi. Ini bisa menjadi hambatan bagi pasar dalam jangka pendek," ujarnya.
Pemerintah Indonesia tetap berkomitmen untuk menerapkan mandatori biodiesel B50, yakni bahan bakar yang mengandung 50% biofuel berbasis minyak sawit, pada 2026. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi impor bahan bakar minyak jenis gasoil.
Sementara itu, kontrak minyak kedelai (soyoil) yang paling aktif di Dalian melambung 2,51%, sedangkan kontrak minyak sawitnya melejit 3,92%. Sebaliknya, harga soyoil di Chicago Board of Trade justru turun 0,27%.
Harga CPO kerap mengikuti pergerakan minyak pesaing karena produk ini berkompetisi di pasar minyak nabati (vegetable oil) internasional.
Pasar keuangan China baru kembali beroperasi setelah libur Hari Nasional dari 1 hingga 8 Oktober.
Di sisi lain, harga minyak mentah dunia melemah setelah Israel dan Hamas menyetujui fase awal rencana perdamaian di Gaza, yang meredakan ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Penguatan dolar AS juga turut menekan harga komoditas global.
Minyak mentah yang lebih lemah membuat CPO menjadi pilihan yang kurang menarik sebagai bahan baku biodiesel.
Sementara itu, ringgit Malaysia--mata uang yang digunakan dalam perdagangan CPO--menguat 0,05% terhadap dolar AS, sehingga membuat CPO sedikit lebih mahal bagi pembeli luar negeri. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest