- Harga kedelai CBOT turun tipis 0,07% namun tetap naik 0,3% dalam sepekan, di tengah panen besar AS dan ekspor Brasil, serta harapan pembelian dari China.
- Kekhawatiran pasar meningkat akibat boikot kedelai AS oleh China dan ketidakpastian hasil pertemuan dagang AS-China; harga berisiko turun 5-10% jika tak ada kesepakatan.
- Penutupan pemerintahan AS dan minimnya data resmi membuat perdagangan lesu; jagung stagnan secara mingguan, gandum melemah empat pekan berturut-turut.
Ipotnews -- Harga kedelai berjangka Chicago melemah tipis, Jumat, namun tetap berada di jalur untuk membukukan kenaikan mingguan kedua berturut-turut.
Pergerakan pasar mencerminkan tarik-menarik antara harapan akan kembalinya pembelian kedelai oleh China dari Amerika Serikat dan ekspektasi atas pasokan global yang melimpah.
Kontrak kedelai paling aktif di Chicago Board of Trade ( CBOT ) turun 0,07% atau 75 sen menjadi USD1.021,50 per bushel pada pukul 13.19 WIB, harga masih mencatat kenaikan 0,3% dibandingkan penutupan Jumat pekan lalu, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Canberra, Jumat (10/10).
Awal pekan ini, harga kedelai berjangka CBOT sempat menyentuh USD1.030 per bushel, level tertinggi sejak 19 September.
Penurunan harga terjadi di tengah musim panen besar-besaran yang sedang berlangsung di Amerika Serikat, serta percepatan penanaman kedelai di Brasil--produsen terbesar dunia--yang juga masih terus mengekspor sisa stok panennya dalam jumlah besar.
Di sisi lain, kekhawatiran pasar turut dipicu oleh boikot pembelian kedelai AS oleh China, yang hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump menyatakan akan membahas isu perdagangan kedelai dengan Presiden China Xi Jinping dalam pertemuan mendatang, memicu harapan baru akan pemulihan hubungan dagang kedua negara. Namun, analis tetap berhati-hati terhadap hasil pertemuan tersebut.
Analis Bendigo Bank Agribusiness Australia, Sean Hickey, menilai risiko penurunan harga masih terbuka lebar apabila pertemuan tidak menghasilkan kesepakatan positif.
Dia juga mencatat petani AS saat ini cenderung menahan penjualan karena harga dianggap belum menguntungkan, meski pada akhirnya mereka tetap harus menjual hasil panennya. Hickey memperkirakan harga dapat terkoreksi hingga 5-10% jika tidak ada kemajuan dalam pembicaraan dagang AS-China.
Sentimen pasar semakin tertekan setelah China, Kamis, memperluas kontrol ekspor atas logam tanah jarang, langkah yang dinilai dapat memperumit tercapainya kesepakatan perdagangan, termasuk pembelian kedelai.
Perdagangan selama pekan ini juga berlangsung lesu akibat penutupan pemerintahan federal (government shutdown) AS. Ketiadaan data resmi pemerintah mengenai produksi, ekspor, serta posisi investor membuat pelaku pasar enggan mengambil posisi signifikan.
Sementara itu, komoditas lainnya, harga jagung CBOT naik 0,12% atau 50 sen menjadi USD418,75 per bushel, namun tetap stagnan dibandingkan pekan sebelumnya.
Harga gandum menguat 0,49% atau USD2,50 ke posisi USD509,00 per bushel, tetapi masih mencatatkan penurunan mingguan sebesar 1,3 persen, memperpanjang tren pelemahan ke pekan keempat secara berturut-turut. Keduanya dipengaruhi oleh kondisi pasokan global yang masih melimpah. (Reuters/Bloomberg/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.


Tải thất bại ()