NEW YORK ,investor.id -Harga emas dunia melonjak dan kembali ke level psikologis US$ 4.000 per troy ounce pada Jumat (10/10/2025). Kenaikan ini terjadi setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memperingatkan kemungkinan penerapan tarif baru terhadap China.
Harga emas ditutup melonjak 1,04% ke level US$ 4.017,46 per troy ounce. Dalam sepekan, logam mulia ini sudah menguat 3,36%. Sedangkan sepanjang 2025, harga emas mencatatkan kenaikan sebesar 51,53%. Rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) harga emas tercatat di level US$ 4.059 yang dicatatkan pada 8 Oktober lalu.
Sementara itu, kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember ditutup naik 0,7% di level US$ 4.000,40 per ounce.
Dikutip dari Reuters, Trump menyatakan tidak perlu bertemu Presiden China Xi Jinping dalam dua minggu mendatang di Korea Selatan, seperti yang sebelumnya dijadwalkan. Melalui unggahan di Truth Social, Trump juga menegaskan bahwa AS tengah menghitung kenaikan besar atas tarif impor dari China.
"Jika perang dagang kembali memanas, dolar AS berpotensi melemah dan itu akan menguntungkan aset safe haven seperti emas," ujar analis logam independen Tai Wong.
Dampak dari pernyataan Trump terlihat langsung di pasar valuta asing. Indeks dolar AS turun 0,5%, sehingga membuat harga emas dalam dolar menjadi lebih murah bagi pembeli di luar negeri.
Selain ketegangan perdagangan, pasar juga dibayangi risiko politik lain, termasuk potensi runtuhnya pemerintahan Prancis. Ditambah lagi, kebuntuan anggaran yang menyebabkan shutdown pemerintah AS.
Di sisi lain, investor menanti langkah The Fed yang diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Oktober dan Desember mendatang. Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, cenderung diuntungkan saat suku bunga turun.
Prediksi Harga Emas
Menurut analis Capital Economics, Hamad Hussain, laju kenaikan harga emas yang sangat cepat dalam beberapa pekan terakhir berpotensi diikuti koreksi jangka pendek. "Namun, dalam jangka beberapa tahun ke depan, harga emas diprediksi masih bisa naik lebih tinggi," ujarnya.
Kenaikan harga emas juga ditopang berbagai faktor lain seperti pembelian besar-besaran oleh bank sentral, aliran dana masuk ke produk ETF berbasis emas, ekspektasi penurunan suku bunga, serta ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan tarif.
Sementara itu, harga perak juga ikut reli, didorong oleh sentimen serupa dan kekhawatiran defisit pasokan. Perak naik 2,1% ke US$ 50,13 per ounce, sehari setelah mencetak rekor tertinggi di US$ 51,22. Sejak awal tahun, harga perak sudah melonjak lebih dari 73%. Kontrak berjangka perak di Comex untuk Desember 2025 diperdagangkan di US$ 47,32.
"Fenomena backwardation pada perak menunjukkan permintaan fisik yang sangat kuat dibandingkan pasokan di pasar berjangka. Jika tren ini berlanjut, harga perak di atas US$ 50 akan sangat realistis," kata Alex Ebkarian, COO Allegiance Gold.
Sebagai informasi, backwardation terjadi ketika harga spot suatu komoditas lebih tinggi dibanding harga kontrak berjangka.
Untuk logam mulia lainnya, platinum anjlok 1,4% ke US$ 1.596,55 dan mencatat kerugian mingguan, sedangkan palladium turun 0,3% ke US$ 1.406,87, namun masih membukukan lonjakan mingguan lebih dari 12,6%.
Sumber : investor.id
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
        Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
        


Tải thất bại ()