- Harga kedelai CBOT naik 0,37% ke USD1.010,50 per bushel, rebound tipis setelah jatuh 1,5% akibat ketegangan dagang AS-China.
- Jagung dan gandum ikut menguat, masing-masing naik 0,24% dan 0,5%, meski masih tertekan oleh pasokan global yang melimpah.
- Tarif baru AS terhadap China dan lonjakan produksi gandum Rusia menambah tekanan pada pasar pertanian global.
Ipotnews - Harga kedelai berjangka Chicago menguat, Senin, setelah anjlok 1,5 persen di sesi sebelumnya akibat meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China yang kembali meredupkan harapan berakhirnya boikot Beijing terhadap impor kedelai asal AS.
Kontrak kedelai yang paling aktif di Chicago Board of Trade ( CBOT ) naik tipis 0,37 persen atau USD3,75 menjadi USD1.010,50 per bushel pada pukul 08.35 WIB, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Canberra, Senin (13/10).
Harga jagung CBOT menguat 0,24 persen atau USD1,00 menjadi USD414,00 per bushel, sementara gandum bertambah 0,5 persen atau USD2,50 ke posisi USD501 per bushel.
Meski mengalami penguatan ringan, ketiga komoditas tersebut masih tertekan oleh pasokan global yang melimpah, dengan harga yang jauh di bawah level tertinggi 2022. Bahkan, harga gandum sempat terjerembab ke level terendah dalam lima tahun pada sesi Jumat (10/10).
Tekanan terhadap pasar pertanian semakin besar setelah Presiden AS Donald Trump, Jumat, mengumumkan kenaikan tajam tarif terhadap China, sebagai balasan atas pengenaan biaya pelabuhan untuk kapal Amerika dan pembatasan ekspor mineral penting oleh Beijing.
Kebijakan proteksionisme tersebut mengguncang pasar saham global dan menekan harga minyak, serta menimbulkan keraguan terhadap rencana pertemuan antara Trump dan Presiden China Xi Jinping yang dijadwalkan akhir bulan ini. Kondisi ini mengikis optimisme bahwa dialog tersebut dapat membuka kembali impor kedelai AS oleh China.
China, yang selama ini menjadi pembeli terbesar kedelai AS dengan nilai impor miliaran dolar per tahun, belum membeli kedelai dari hasil panen baru, yang berdampak pada lemahnya permintaan dan tekanan harga di pasar domestik Amerika.
Dari sisi gandum, lembaga konsultan Sovecon, Jumat, menaikkan proyeksi produksi gandum Rusia tahun 2025 menjadi 87,8 juta ton metrik dari estimasi sebelumnya 87,2 juta ton. Rusia merupakan eksportir gandum terbesar di dunia, dan peningkatan pasokan dari negara tersebut diperkirakan menjaga tekanan pada harga global dalam waktu dekat. (Reuters/Bloomberg/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.


Tải thất bại ()