Produksi Tinggi dan Risiko Geopolitik Potensial Tekan Harga CPO Jangka Dekat, B50 Indonesia Beri Prospek Jangka Menengah

• Harga CPO berpotensi tertekan dalam jangka pendek akibat produksi tinggi, stok melimpah, dan risiko geopolitik yang meningkat.
• Permintaan dari India menjelang Diwali dapat menopang ekspor Oktober, meski stok akhir bulan tetap tinggi di kisaran 2,3-2,4 juta ton.
• Prospek jangka menengah tetap positif, ditopang rencana mandat biodiesel B50 Indonesia dan penurunan musiman produksi mulai November.

Ipotnews - Harga crude palm oil (CPO) diperkirakan menghadapi tekanan jangka pendek seiring produksi yang kuat, stok tinggi, dan meningkatnya risiko geopolitik, menurut analis Maybank Ong Chee Ting. Produksi di Oktober diperkirakan tetap solid, terutama di wilayah Malaysia Timur, menjaga stok akhir bulan di kisaran 2,3 juta-2,4 juta ton.
Namun, Ong mencatat permintaan musiman dari India menjelang perayaan Diwali berpotensi mendorong ekspor CPO pada Oktober. Maybank mempertahankan rekomendasi netral untuk sektor perkebunan Asia Tenggara, dengan SD Guthrie dan Sarawak Oil Palms sebagai pilihan utama.
Sementara itu, analis CIMB Securities -- Ivy Ng Lee Fang dan Lim Yue Jia -- memperkirakan stok CPO Malaysia naik 3% secara bulanan menjadi 2,4 juta ton pada Oktober, didorong output yang lebih tinggi dan jumlah hari kerja yang lebih banyak dibanding September.
Dalam jangka menengah, rencana Indonesia menerapkan mandat biodiesel B50 pada pertengahan 2026 serta penurunan musiman produksi dari November hingga Februari diperkirakan menjaga harga CPO di kisaran MYR 4.000-4.500 per ton.
CIMB menaikkan proyeksi harga CPO 2025 sebesar MYR 130 menjadi MYR 4.330 per ton, dan untuk 2026 sebesar MYR 100 menjadi MYR 4.200 per ton. Bank tersebut tetap overweight terhadap sektor perkebunan, dengan SD Guthrie dan IOI Corp. sebagai saham unggulan.(Dow Jones Newswires)

Sumber : admin