- Harga emas melonjak ke rekor tertinggi USD4.059,30 per ons, didorong lonjakan permintaan aset safe haven di tengah ketegangan dagang AS-China dan ekspektasi pemangkasan suku bunga the Fed.
- Emas spot naik 0,63% ke USD4.043,20, sementara emas berjangka Desember menguat 1,57% ke USD4.063,30; harga emas sudah naik 54% sepanjang tahun.
- Sentimen positif didorong ketidakpastian global, kebijakan tarif baru AS terhadap China, serta ekspektasi kebijakan dovish the Fed.
Ipotnews - Harga emas melejit ke rekor tertinggi, Senin, seiring meningkatnya permintaan aset safe haven di tengah kekhawatiran baru terkait ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China. Ketidakpastian ekonomi dan politik global, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan oleh Federal Reserve turut memperkuat reli logam mulia ini.
Emas spot menguat 0,63 persen menjadi USD4.043,20 per ons pada pukul 08.16 WIB, setelah sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa di USD4.059,30, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Bengaluru, Senin (13/10).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, emas berjangka untuk kontrak pengiriman Desember, melonjak 1,57 persen ke posisi USD4.063,30 per ons.
Sepanjang tahun berjalan, harga logam kuning meroket 54 persen, didorong kombinasi risiko geopolitik, pembelian oleh bank sentral, aliran ETF emas, serta kekhawatiran ekonomi akibat tarif dagang dan ekspektasi pemangkasan suku bunga AS.
Kenaikan harga emas terjadi setelah Presiden AS Donald Trump pada Jumat (10/10) memberlakukan tarif tambahan 100 persen terhadap ekspor China ke Amerika dan mengumumkan pembatasan ekspor perangkat lunak strategis yang akan berlaku mulai 1 November.
Sebagai tanggapan, China pada Minggu (12/10) menilai kebijakan Trump "munafik" dan membela kebijakan pembatasan ekspor mineral tanah jarang, namun belum mengenakan tarif balasan terhadap produk-produk Amerika.
Meski demikian, Trump kemudian melunakkan sikapnya dengan menyatakan bahwa AS tidak bermaksud "menyakiti" China. Dia juga menyalahkan Partai Demokrat atas keputusan pemerintah untuk melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap ribuan pegawai federal selama penutupan pemerintahan (government shutdown) yang dimulai sejak 1 Oktober, sehingga menunda rilis sejumlah data ekonomi penting.
Pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin hampir pasti dilakukan bulan ini, dengan kemungkinan penurunan lanjutan pada Desember. Pidato Chairman Fed Jerome Powell dalam pertemuan tahunan National Association for Business Economics ( NABE ) pada Selasa (14/10) diperkirakan memberikan petunjuk baru mengenai arah kebijakan moneter AS.
Dari sisi geopolitik, sejumlah pemimpin dunia termasuk Trump dijadwalkan bertemu di Mesir pada Senin untuk membahas rencana gencatan senjata di Gaza.
Sementara itu, harga perak spot naik tipis 0,1 persen menjadi USD50,31 per ons, platinum melejit 2,6 persen ke posisi USD1.628,5, dan palladium melambung 2,1 persen jadi USD1.434,75.
Dalam riset terbarunya, Goldman Sachs memperkirakan harga perak berpotensi meningkat dalam jangka menengah berkat aliran investasi swasta, namun memperingatkan adanya volatilitas tinggi dan risiko koreksi jangka pendek dibandingkan emas. (Reuters/Bloomberg/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.


Tải thất bại ()