Harga Kedelai Chicago Stabil Setelah Tekanan Perang Dagang AS-China

avatar
· Views 29
  • Harga kedelai, jagung, dan gandum berjangka CBOT sedikit naik setelah penurunan tajam, namun tetap tertekan akibat melimpahnya pasokan global dan ketegangan dagang AS-China.
  • Ketegangan meningkat setelah Trump mengancam tarif baru terhadap China, memudarkan harapan pembelian kedelai AS oleh Beijing, yang kini lebih memilih pasokan dari Amerika Selatan.
  • Analis memperkirakan harga kedelai akan bertahan di sekitar USD10 per bushel hingga ada kejelasan negosiasi dagang; petani AS masih menunggu bantuan pemerintah untuk menopang produksi.

Ipotnews -- Harga kedelai berjangka Chicago relatif stabil, Senin, setelah anjlok 1,5% pada sesi sebelumnya akibat meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China yang memudarkan harapan akan berakhirnya boikot Beijing terhadap kedelai asal AS.
Sementara itu, harga jagung dan gandum berjangka juga mencatat kenaikan tipis, menyusul tekanan tajam pada sesi Jumat.
Kontrak kedelai yang paling aktif di Chicago Board of Trade ( CBOT ) naik 0,22% atau USD2,25 menjadi USD1.009,00 per bushel pada pukul 13.27 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Canberra, Senin (13/10).
Harga jagung CBOT bertambah 0,06% atau 25 sen ke level USD413,25 per bushel, dan gandum menguat 0,05% atau 25 sen menjadi USD498,75 per bushel.
Meski mencatat sedikit pemulihan, ketiga komoditas itu masih berada di bawah tekanan akibat pasokan global yang melimpah. Harga saat ini jauh lebih rendah dibandingkan puncaknya pada 2022, dengan gandum bahkan sempat merosot ke titik terendah dalam lima tahun terakhir pada Jumat lalu.
Ketegangan kembali mencuat setelah Presiden AS Donald Trump, Jumat, menyatakan akan menaikkan tarif terhadap produk asal China mulai 1 November, sebagai balasan atas kebijakan baru Beijing yang menetapkan biaya pelabuhan untuk kapal-kapal Amerika dan membatasi ekspor mineral penting asal China.
Langkah proteksionis ini mengguncang pasar saham global dan menekan harga minyak, meskipun Trump terdengar lebih lunak dalam pernyataannya pada akhir pekan.
Trump juga menyampaikan keraguannya untuk bertemu dengan Presiden China Xi Jinping akhir bulan ini, yang memperlemah ekspektasi bahwa pertemuan tersebut akan membuka jalan bagi dimulainya kembali pembelian kedelai Amerika oleh China.
Padahal, China biasanya membeli kedelai AS dalam jumlah miliaran dolar setiap tahun, namun untuk musim panen terbaru ini belum melakukan pembelian sama sekali, dan justru mengalihkan pasokan ke kedelai asal Amerika Selatan.
Kebijakan ini mendorong naik harga kedelai di Brasil dan menekan harga di pasar Amerika. Menurut analis Rabobank, Vitor Pistoia, harga kedelai berpotensi naik kembali jika kesepakatan dagang tercapai, namun bisa melemah lebih jauh jika tidak ada kemajuan.
Dia memprediksi harga di Chicago akan bertahan di sekitar USD10 per bushel sampai ada pengumuman resmi--baik berupa kesepakatan maupun kegagalan negosiasi--memberikan arah pasar yang jelas.
Sementara itu, petani Amerika masih menanti paket bantuan dari pemerintah yang dinilai Pistoia sangat diperlukan agar mereka tetap mampu bertahan secara finansial dan memiliki cukup dana untuk menanam kembali musim depan.
Di pasar gandum, konsultan pertanian Sovecon, Jumat, meningkatkan proyeksi produksi gandum Rusia untuk 2025 menjadi 87,8 juta metrik ton dari perkiraan sebelumnya 87,2 juta ton. Rusia merupakan eksportir gandum terbesar di dunia dan terus mencatat hasil panen yang besar dalam beberapa tahun terakhir. (Reuters/Bloomberg/AI)

Sumber : Admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest