Kurs Rupiah Melemah Tipis Akibat Ancaman Tarif Terbaru Trump Terhadap China

avatar
· Views 29
  • Rupiah melemah tipis -- Ditutup di level Rp16.573 per dolar AS pada Senin (13/10), turun 3 poin (0,02%) dari penutupan sebelumnya, tertekan oleh ancaman perang dagang Presiden AS Donald Trump terhadap China.
  • Sentimen global memburuk -- Trump mengancam tarif hingga 100% untuk impor asal Tiongkok, sementara Beijing menegaskan siap membalas, memicu kekhawatiran pasar dan mendorong investor keluar dari aset berisiko termasuk rupiah.
  • Penopang domestik dari IMF -- IMF memuji stabilitas ekonomi Indonesia dan disiplin fiskal pemerintah, membantu menahan pelemahan rupiah di tengah tekanan eksternal; pergerakan diproyeksi di kisaran Rp16.540-Rp16.600 per dolar AS.

Ipotnews - Nilai tukar rupiah ditutup melemah tipis terhadap dolar Amerika Serikat pada awal pekan ini, tertekan oleh meningkatnya kekhawatiran pasar setelah Presiden Donald Trump kembali mengancam akan mengenakan tarif hingga 100% pada impor asal China.
Mengutip data Bloomberg, Senin (13/10) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup pada level Rp16.573 per dolar AS, posisi tersebut melemah 3 poin atau 0,02% dibandingkan penutupan perdagangan Jumat sore (10/10) di level Rp16.570 per dolar AS.
Pengamat ekonomi, mata uang, dan komoditas Ibrahim Assuaibi menilai, pelemahan rupiah dipicu sentimen global yang memburuk akibat retorika perang dagang dari Washington.
"Pernyataan Presiden Trump mengenai tarif hingga 100% untuk produk impor Tiongkok kembali memicu ketegangan dagang dan keresahan pasar. Meskipun nada bicaranya sedikit melunak pada akhir pekan, pelaku pasar tetap waspada terhadap kemungkinan perubahan kebijakan mendadak dari Gedung Putih," kata Ibrahim dalam siaran pers, sore ini.
Menurut Ibrahim, reaksi cepat Beijing yang menegaskan "tidak takut" terhadap perang dagang dan akan mengambil langkah-langkah balasan yang diperlukan turut memperburuk sentimen risiko. "Sikap saling menekan antara dua ekonomi terbesar dunia ini membuat investor menghindari aset berisiko, termasuk mata uang emerging market seperti rupiah," jelas Ibrahim.
Dari sisi eksternal, dinamika politik global juga menambah ketidakpastian. Jepang tengah menghadapi perubahan politik setelah Komeito keluar dari koalisi pemerintahan, sementara di Eropa, Presiden Prancis Emmanuel Macron baru saja mengumumkan susunan kabinet baru di bawah Perdana Menteri Sebastien Lecornu. Selain itu, aktivitas perdagangan AS relatif terbatas karena sebagian wilayah memperingati Hari Columbus atau Hari Masyarakat Adat.
Meski demikian, faktor domestik memberikan sedikit penopang bagi rupiah. Dana Moneter Internasional (IMF) memberikan apresiasi atas keberhasilan Pemerintah Indonesia menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global. IMF menilai Indonesia sebagai salah satu bright spot di dunia berkat reformasi kelembagaan, hilirisasi sumber daya alam (SDA), dan kebijakan fiskal yang disiplin.
"Kebijakan fiskal Indonesia yang tetap terjaga di bawah defisit 3% dan rasio utang di bawah 60% PDB menunjukkan tata kelola ekonomi yang prudent. Sentimen positif ini menahan pelemahan rupiah agar tidak lebih dalam," terang Ibrahim.
Ke depan, Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp16.540-Rp16.600 per dolar AS. Arah pergerakan rupiah masih akan bergantung pada perkembangan tensi dagang AS-China serta pernyataan pejabat The Federal Reserve terkait kebijakan suku bunga berikutnya.(Adhitya/AI)

Sumber : admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest