- Harga minyak naik setelah kepastian bahwa Presiden AS Donald Trump akan bertemu Presiden China Xi Jinping akhir Oktober, meredakan ketegangan dagang yang sempat menekan harga ke level terendah lima bulan.
- Brent naik 0,9% ke USD63,32 per barel, dan WTI menguat 1% ke USD59,49, didukung ekspektasi perundingan dagang AS-China dan data impor minyak China yang melonjak 3,9% pada September.
- Kenaikan harga tertahan oleh prospek perdamaian di Timur Tengah, setelah Hamas membebaskan sandera terakhir Israel di bawah kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi AS.
Ipotnews - Harga minyak mentah menguat, Senin, setelah kepastian bahwa Presiden AS Donald Trump akan tetap bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada akhir Oktober, meredakan kekhawatiran pasar atas eskalasi perang dagang yang sempat menekan harga ke posisi terendah lima bulan pekan lalu.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup naik 59 sen atau 0,9% menjadi USD63,32 per barel, demikian laporan Reuters, di New York, Senin (13/10) atau Selasa (14/10) pagi WIB.
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), meningkat 59 sen atau 1% menjadi USD59,49 per barel.
Kedua acuan minyak tersebut sempat anjlok sekitar 4% pada Jumat lalu, menyentuh level terendah sejak Mei, setelah Trump mengancam akan membatalkan pertemuan bilateral dengan Xi serta memberlakukan tarif baru terhadap impor asal China.
Namun, sentimen pasar berbalik positif setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent memastikan bahwa pertemuan antara kedua pemimpin tetap dijadwalkan berlangsung di Korea Selatan pada akhir Oktober, dengan adanya komunikasi intens antara kedua pihak selama akhir pekan.
"Kami telah secara substansial menurunkan ketegangan," ujar Bessent kepada Fox Business Network.
Analis DBS, Suvro Sarkar, mengatakan aksi jual di pasar kini tampak mereda karena Washington dan Beijing menunjukkan kesediaan untuk bernegosiasi, meski arah harga minyak dalam waktu dekat masih akan bergantung pada hasil pembicaraan dagang tersebut.
Sebelumnya, harga minyak sempat jatuh pada Maret dan April di tengah memuncaknya ketegangan dagang antara Amerika dan China.
"Setiap penurunan aktivitas perdagangan global pada akhirnya bersifat bearish bagi minyak," tulis PVM Energy dalam laporannya kepada klien.
Dari sisi fundamental, impor minyak mentah China sepanjang September melonjak 3,9% secara tahunan menjadi 11,5 juta barel per hari, menurut data bea cukai setempat.
Sementara itu, Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) dalam laporan bulanan terbarunya mempertahankan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global yang tinggi untuk tahun ini dan 2026, seraya memperkirakan defisit pasokan yang lebih kecil pada 2026 seiring peningkatan output dari kelompok OPEC +.
Dari kawasan Timur Tengah, prospek perdamaian turut membatasi kenaikan harga minyak. Kelompok militan Hamas, Senin, membebaskan 20 sandera Israel terakhir dalam kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Amerika.
Trump menyebut pembebasan tersebut sebagai "fajar bersejarah bagi Timur Tengah baru", setelah dua tahun perang di Gaza.
Namun, analis PVM menilai pasar masih berhati-hati. "Pasar belum sepenuhnya memperhitungkan pengaruh positif dari gencatan senjata ini dan akan menunggu bukti bahwa perdamaian benar-benar bertahan lebih dari sekadar beberapa hari," tulisnya. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.


Tải thất bại ()