Harga Minyak Naik Usai AS dan China Redakan Ketegangan Dagang

avatar
· Views 18

NEW YORK , investor.id -Harga minyak dunia menguat pada perdagangan Senin (13/10/2025), setelah adanya kepastian bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping pada akhir Oktober.
Dikutip dari Reuters, rencana pertemuan tersebut meredakan ketegangan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia yang sempat menekan harga minyak ke level terendah lima bulan pada akhir pekan lalu.
Harga minyak Brent untuk kontrak Desember ditutup naik US$ 0,59 (0,9%) menjadi US$ 63,32 per barel. Sementara harga minyak minyak West Texas Intermediate (WTI) menguat US$ 0,59 atau 1% ke US$ 59,49 per barel.
Kedua acuan harga tersebut sempat anjlok sekitar 4% pada Jumat (10/10/2025) dan mencatat level penutupan terendah sejak Mei, setelah Trump mengancam akan membatalkan pertemuan dengan Xi dan mengenakan tarif baru yang lebih tinggi terhadap produk impor asal China.
Namun, suasana pasar berubah positif setelah Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan bahwa pertemuan kedua pemimpin tetap sesuai jadwal dan akan digelar di Korea Selatan pada akhir Oktober. Ia juga menegaskan bahwa komunikasi antara Washington dan Beijing berlangsung intensif sepanjang akhir pekan.
"Kami telah secara substansial menurunkan eskalasi," ujar Bessent dalam wawancara dengan Fox Business Network.
Analis DBS Bank, Suvro Sarkar, mengatakan bahwa aksi jual besar-besaran di pasar minyak tampaknya telah mereda karena adanya kemauan dari AS dan China untuk kembali bernegosiasi. Namun, prospek jangka pendek harga minyak masih bergantung pada hasil akhir dari pertemuan kedua negara tersebut.
Harga minyak sempat anjlok tajam pada Maret dan April saat ketegangan dagang antara AS dan China memuncak.
"Setiap penurunan dalam aktivitas perdagangan internasional akan berdampak negatif bagi permintaan minyak," tulis analis energi PVM Oil Associates dalam catatan risetnya.
Impor Minyak China Naik
Dari sisi permintaan, data bea cukai menunjukkan impor minyak mentah China pada September naik 3,9% dibanding periode yang sama tahun lalu, mencapai 11,5 juta barel per hari.
Sementara itu, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak ( OPEC ) dalam laporan bulanannya tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global yang relatif tinggi untuk tahun ini dan tahun depan. OPEC juga memperkirakan defisit pasokan global akan menyempit pada 2026 seiring peningkatan produksi dari aliansi OPEC +.
Prospek perdamaian di Timur Tengah turut membatasi laju kenaikan harga minyak. Pada Senin, kelompok militan Hamas dilaporkan telah membebaskan 20 sandera terakhir asal Israel dalam kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi AS.
Trump menyebut langkah tersebut sebagai 'fajar baru yang bersejarah bagi Timur Tengah' setelah dua tahun konflik di Gaza. Meski demikian, para pelaku pasar masih berhati-hati menunggu kepastian apakah gencatan senjata tersebut akan bertahan lama sebelum memasukkannya ke dalam perhitungan harga minyak.
"Pasar minyak sejauh ini bersikap skeptis terhadap potensi kenaikan harga akibat konflik. Mereka akan menunggu bukti bahwa gencatan senjata benar-benar bertahan lebih dari sekadar beberapa hari," tulis analis PVM.

Sumber : investor.id

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest