JAKARTA, investor.id -Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) jatuh pada Selasa (14/10/2025), melanjutkan pelemahan tiga hari beruntun. Pelemahan itu karena tertekan aksi profit taking dan sentimen pasar yang lesu.
Berdasarkan data BMD pada penutupan Selasa (14/10/2025), kontrak berjangka CPO untuk Oktober 2025 ambles 70 Ringgit Malaysia menjadi 4.350 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO November 2025 anjlok 46 Ringgit Malaysia menjadi 4.407 Ringgit Malaysia per ton.
Sementara itu, kontrak berjangka CPO Desember 2025 jatuh 38 Ringgit Malaysia menjadi 4.461 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Januari 2026 rontok 27 Ringgit Malaysia menjadi 4.496 Ringgit Malaysia per ton.
Sedangkan kontrak berjangka CPO Februari 2026 terpangkas 23 Ringgit Malaysia menjadi 4.502 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Maret 2026 turun 21 Ringgit Malaysia menjadi 4.487 Ringgit Malaysia per ton.
Dikutip dari Trading View, harga CPO melemah dipicu oleh aksi profit taking serta lemahnya sentimen pasar. Sementara itu, pelaku pasar menantikan data ekspor paruh pertama Oktober yang bisa memberi arah baru bagi pergerakan harga.
"Pasar bergerak lebih rendah karena aksi ambil untung dan lemahnya sentimen menjadi penekan utama. Selain itu, pelaku pasar juga menunggu rilis data ekspor 1-15 Oktober untuk petunjuk lebih lanjut," ujar seorang trader berbasis di Kuala Lumpur.
Tunggu Data Ekspor
Lembaga survei kargo diperkirakan akan merilis estimasi ekspor tersebut pada Rabu (15/10/2025).
Sementara itu, kontrak minyak kedelai di Dalian turun 0,51%, dan kontrak minyak sawit di bursa yang sama melemah 0,49%. Di Chicago Board of Trade, harga minyak kedelai anjlok 1,32%. Harga CPO cenderung mengikuti pergerakan minyak nabati pesaingnya karena bersaing dalam pasar minyak nabati global.
Selain itu, harga minyak mentah dunia juga turun akibat ketidakpastian yang dipicu oleh ketegangan dagang AS-China serta peringatan dari International Energy Agency (IEA) terkait lemahnya fundamental pasar energi. Pelemahan harga minyak mentah membuat CPO menjadi kurang menarik sebagai bahan baku biodiesel.
Di sisi lain, nilai tukar ringgit, mata uang perdagangan utama CPO, melemah 0,07% terhadap dolar AS ke posisi 4,2280 ringgit per dolar, membuat komoditas ini sedikit lebih murah bagi pembeli luar negeri.
Sumber : investor.id
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.


Tải thất bại ()