Industri Mulai Pede Harga Emas Bisa Tembus US$ 5.000

JAKARTA, investor.id -Industri logam mulai menyatakan optimisme pada peluang harga emas dunia menembus level psikologis baru di kisaran US$ 5.000.
Dikutip dari Mining.com , Rabu (15/10/2025) perusahaan streaming logam mulia multinasional asal Kanada,Wheaton Precious Metals Corp melihat peluang harga emasbisa melonjak hingga mencapai US$ 5.000 per troy ouncedalam setahun.
CEOWheaton Precious Metals,Randy Smallwood juga memprediksi harga emas dapat melonjak hingga dua kali lipat pada tahun 2030.
"Saya yakin kita akan melihat harga emas di atas US$ 5.000tahun depan," kata Randy Smallwooddalam sebuah wawancara dengan Bloomberg.
"Ini adalah lintasan yang bisa dengan mudah mendorong harga emas mencapai US$ 10.000 per troy ounce sebelum akhir dekade ini. Saya sama sekali tidak akan terkejut," ungkapnya.
Prospek bullish Smallwood muncul setelah harga emas spot mencapai rekor baru minggu ini, melampaui level US$ 4.000 per troy ounce.
Harga emas spot pada Selasa (14/10) ditutup naik 0,77% menjadi US$ 4.142,15 per troy ounce, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di level US$ 4.179,48. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember menguat 0,7% menjadi US$ 4.162,4.
Wheaton, yang menyediakan pembiayaanbagi para penambang emas dengan imbalan hasil produksi yang didiskon, telah diuntungkan oleh lonjakan harga emas batangan karena investor berbondong-bondong mengumpulkan aset safe haven, didorong oleh meningkatnya risiko geopolitik dan ketatnya pasokan fisik.
Tak hanyaWheaton Precious Metals, dua perusahaan perbankan ternama juga telah mengeluarkan proyeksi harga emas akan menembus level US$ 5.000.
Perbankan ternama asal Prancis,Societe Generale memproyeksi harga emas dunia dapat menembus level psikologis US$5.000 per troy ounce pada akhir tahun 2026.
Begitu juga dengan Bank of America (BofA) asal Amerika Serikat yang memperkirakan bahwaharga emas dunia dapat mencapai US$5.000 per troy ounce pada tahun 2026 mendatang.

Sumber : investor.id