- Harga CPO Malaysia turun untuk hari keempat akibat permintaan yang lemah, stok tinggi, dan ketegangan dagang AS-China.
- Penguatan ringgit dan pelemahan harga minyak mentah membuat CPO kurang kompetitif sebagai bahan baku biodiesel.
- Pasar masih dibayangi ketidakpastian permintaan kuartal keempat dan potensi tekanan jual lanjutan.
Ipotnews -- Harga minyak sawit mentah (CPO) berjangka Malaysia kembali mencatat penurunan untuk hari keempat berturut-turut, Rabu, tertekan kekhawatiran terhadap permintaan global yang lesu, stok yang tinggi, serta meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China.
Kontrak acuan CPO untuk pengiriman Januari di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 8 ringgit atau 0,18%, menjadi 4.488 ringgit (USD1.062,75) per metrik ton saat jeda perdagangan tengah hari, demikian laporan Reuters, di Kuala Lumpur, Rabu (15/10).
Direktur Pelindung Bestari, Paramalingam Supramaniam, mengatakan prospek pertumbuhan permintaan pada kuartal keempat masih belum pasti. "Banyak buyer memilih menunggu harga turun sebelum melakukan pembelian," ujarnya.
Dia menambahkan, dengan stok akhir yang masih tinggi dan potensi kegagalan kesepakatan dagang antara AS-China, pasar tetap rentan terhadap tekanan jual yang bersifat sesekali.
Menurut data terbaru dari regulator industri, stok minyak sawit Malaysia sepanjang September melonjak ke level tertinggi dalam hampir dua tahun terakhir.
Sementara, kontrak minyak kedelai (soyoil) paling aktif di Bursa Dalian melorot 0,24%, sementara kontrak minyak sawitnya melemah 0,62%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade justru naik 0,47%.
Harga CPO cenderung mengikuti pergerakan harga minyak saingan lainnya karena berkompetisi di pasar minyak nabati (vegetable oil) global.
Di sisi lain, harga minyak mentah dunia juga melemah, memperpanjang tren negatif dari sesi sebelumnya. Investor mempertimbangkan peringatan Badan Energi Internasional (IEA) terkait potensi surplus pasokan pada 2026 serta ketegangan dagang antara AS dan China yang dapat menghambat permintaan energi global.
Penurunan harga minyak mentah turut membuat CPO menjadi pilihan yang kurang menarik sebagai bahan baku biodiesel.
Penguatan ringgit sebesar 0,17% terhadap dolar AS membuat CPO menjadi sedikit lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
Di sisi kebijakan, Indonesia mempertimbangkan regulasi baru untuk ekspor minyak sawit mentah guna memastikan pasokan dalam negeri cukup untuk produksi biodiesel, menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia.
Malaysia menurunkan harga referensi CPO untuk November, namun tetap mempertahankan bea ekspor di level 10%.
Analis teknikal Reuters, Wang Tao, memperkirakan harga minyak sawit masih berpotensi turun hingga mencapai 4.401 ringgit per ton setelah menembus level support di 4.484 ringgit. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.


Tải thất bại ()