Ipotnews - Mata uang emerging market Asia bergerak cenderung menguat menjelang akhir sesi perdagangan hari ini, Rabu (15/10) menguat. Dolar AS melemah menyusul pernyataan bernada dovish dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang memicu ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut.
Namun kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan dagang AS-China membuat investor tetap berhati-hati.
Laman Reuters melaporkan, menjelang pukul 15:00 WIB hari ini, indeks MSCI mata uang emerging market memutus tren pelemahan enam sesi beruntun dengan kenaikan naik 0,5%. Ini adalah kinerja harian indeks tersebut dalam lebih dari tiga bulan.
Baht Thailand dan dolar Taiwan masing-masing naik 0,6%. Yuan Tiongkok menguat 0,2%. Beijing menetapkan nilai tengah resmi yuan di sisi yang lebih kuat dari level 7,1 per dolar, untuk pertama kalinya dalam hampir satu tahun.
"Mata uang Asia diuntungkan dari penguatan yuan yang konsisten serta komentar Ketua The Fed Powell yang memperkuat ekspektasi pelonggaran kebijakan pada bulan ini," ujar Mitul Kotecha, Kepala Strategi Valas dan EM Macro Asia di Barclays, seperti dikutip Reuters.
Dolar AS melemah 0,3% setelah Powell membuka peluang pemangkasan suku bunga lebih lanjut dan menyebut bahwa upaya panjang The Fed untuk mengurangi kepemilikan aset-aset yang terkait kebijakan pengetatan likuiditas mungkin segera berakhir.
Sebagian besar mata uang Asia menguat. Rupee India meningkat 0,6%. menurut para pelaku pasar Bank Sentral India (RBI) turun tangan secara agresif untuk menahan tekanan terhadap rupee dengan melakukan penjualan dolar melalui bank-bank milik negara sebelum pasar dibuka,.
"Secara keseluruhan, ada kekhawatiran terhadap eskalasi ketegangan dagang AS-China yang dapat membebani aset berisiko," kata Kotecha.
Presiden AS Donald Trump mengatakan Washington sedang mempertimbangkan untuk menghentikan beberapa hubungan dagang dengan China, termasuk terkait minyak goreng.
Sementara itu, Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer mengatakan pemberlakuan tambahan tarif 100% atas ekspor China ke AS bergantung pada langkah Beijing, namun mengakui bahwa akan sulit bagi China untuk mencari jalan keluar.
Kotecha menambahkan, investor masih melihat peluang untuk meredanya ketegangan, sambil berharap Trump dan Presiden China Xi Jinping dapat bertemu dalam KTT APEC akhir bulan ini.
Namun di tengah laju nilai tukar mata uang Asia, rupiah Indonesia - salah satu mata uang Asia dengan kinerja terlemah sepanjang tahun ini - bergerak relatif datar di kisaran 16.570 per dolar. Indeks saham IHSG , juga loyo (-0,4%) di tengah laju indeks saham emerging market Asia.
Menteri Keuangan Indonesia menyatakan rupiah kemungkinan akan menguat pada kuartal IV seiring peningkatan arus modal masuk.
Secara keseluruhan hampir semua pasar saham regional juga menguat, dengan indeks MSCI saham emerging market Asia melonjak 2,3% setelah melemah selama tiga sesi berturut-turut.
Indeks saham Kospi, Korea Selatan melompat 2,8%, mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Indeks saham SET Thailand melaju 1%, sementara indeks saham Taiwan, Taiex melonjak 1,8%. (Reuters)
Sumber : admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.


Tải thất bại ()