 
            Revisi Undang-undang nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah disahkan pada awal Oktober lalu. Aturan itu memuat perubahan status Kementerian BUMN menjadi Badan Pengaturan (BP) BUMN.
Adapun Undang-undang Nomor 16 Tahun 2025 tentang Perubahan Keempat atas Undang-undang Nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN mengatur beberapa poin. Salah satunya menetapkan bahwa Kepala BP BUMN hingga pegawai BP Danantara tidak dapat dimintai pertanggungjawaban hukum jika terjadi kerugian pada BUMN.
"Kepala BP BUMN serta organ dan pegawai Badan (Danantara), tidak dapat dimintai pertanggungjawaban hukum atas kerugian jika dapat membuktikan: kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3H ayat 2 bukan karena kesalahan atau kelalaiannya," tulis pasal 3Y UU tersebut, dilihat detikcom Rabu (15/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
| Baca juga: Begini Status Pegawai Kementerian BUMN Usai Turun Kasta Jadi Badan Pengelola | 
Kedua, pejabat tersebut telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian, sesuai maksud dan tujuan investasi serta prinsip tata kelola pemerintahan dan bisnis yang baik.
Ketiga, pejabat yang bersangkutan tidak memiliki benturan kepentingan, baik langsung maupun tidak langsung, dalam pengelolaan investasi tersebut. Keempat, pejabat dimaksud tidak memperoleh keuntungan pribadi secara tidak sah dari tindakan pengelolaan yang menyebabkan kerugian negara.
"Tidak memperoleh keuntungan pribadi secara tidak sah," tulis pasal 3Y poin d.
(ily/rrd)Được in lại từ detik_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.



Tải thất bại ()