- Dolar AS melemah terhadap franc Swiss dan yen akibat kekhawatiran perang dagang AS-China serta spekulasi pemangkasan suku bunga the Fed.
- Indeks DXY turun ke 98,72, sementara imbal hasil obligasi AS 10 tahun ikut melemah ke 4,04%.
- Euro menguat ke USD1,1646 didorong faktor politik di Prancis, sementara dolar Australia dan Selandia Baru ikut rebound setelah sentimen global membaik.
Ipotnews - Dolar AS melemah terhadap euro dan yen, Rabu, di tengah sentimen pasar yang tertekan oleh berlanjutnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China.
Pelemahan juga dipicu oleh spekulasi pemangkasan suku bunga menyusul pernyataan Chairman Federal Reserve Jerome Powell, sementara penutupan sebagian pemerintahan (government shutdown) Amerika menghambat rilis data ekonomi penting, demikian laporan Reuters, di New York, Rabu (15/10) atau Kamis (16/10) pagi WIB.
Dolar melorot 0,39% menjadi 151,24 terhadap yen Jepang dan menyusut 0,49% ke 0,797 versus franc Swiss, mencatat penurunan dua sesi beruntun terhadap kedua mata uang safe haven tersebut.
Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, juga melemah 0,32% menjadi 98,72, di jalur untuk membukukan kerugian dua sesi berturut-turut.
Ketegangan antara Amerika-China meningkat setelah Menteri Keuangan Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer menuding China memperluas kontrol ekspor logam tanah jarang (rare earths) secara sepihak dan menilai langkah tersebut sebagai ancaman terhadap rantai pasokan global.
Greer menyebut kebijakan itu sebagai bentuk pelanggaran terhadap kesepakatan dagang bilateral selama enam bulan terakhir. Namun, dia dan Bessent menegaskan bahwa Washington tidak ingin memperburuk konflik dagang. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif baru terhadap China sebagai bentuk pembalasan.
Menanggapi tuduhan tersebut, Kementerian Perdagangan China membela kebijakan kontrol ekspor dengan menyebutnya sebagai langkah yang sah dan menuduh Amerika bersikap hipokrit karena lebih dulu memberlakukan pembatasan terhadap produk serta perusahaan China.
"Pasar menunjukkan kemampuan luar biasa untuk mengabaikan berita-berita terkait perang dagang. Banyak investor yakin AS dan China pada akhirnya akan menemukan jalan keluar dan mencapai kesepakatan," ujar Adam Button, Kepala Analis Valuta Asing ForexLive. "Meski pernyataan dari pejabat AS cukup keras, pasar menilai Trump tidak menginginkan konfrontasi serius."
Sementara itu, the Fed dalam laporan Beige Book yang dirilis Rabu, menyebutkan aktivitas ekonomi AS secara umum tidak banyak berubah dalam beberapa pekan terakhir. Lapangan kerja dilaporkan relatif stabil, namun mulai muncul tanda-tanda pelemahan seperti meningkatnya PHK dan penurunan belanja rumah tangga berpendapatan menengah dan rendah.
Dalam pidato sehari sebelumnya, Powell menyatakan pasar tenaga kerja AS masih berada dalam "fase perekrutan dan pemutusan kerja yang rendah", menandakan perlambatan aktivitas ekonomi. Dia juga menegaskan ketiadaan sebagian data resmi akibat government shutdown belum menghambat kemampuan the Fed menilai arah ekonomi, meski kondisi tersebut bisa menjadi tantangan ke depan.
Berdasarkan data LSEG , pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan FOMC 28-29 Oktober dengan probabilitas 98%, serta satu kali lagi pada Desember. Pelaku pasar bahkan menilai the Fed berpotensi melakukan hingga lima kali pemangkasan suku bunga sepanjang tahun depan.
Di pasar obligasi, imbal hasil US Treasury bertenor 10 tahun turun 1,6 basis poin menjadi 4,038%.
Dari kawasan Eropa, euro menguat 0,35% menjadi USD1,1646 setelah naik 0,3% pada sesi sebelumnya, didorong rencana pemerintah Prancis untuk menangguhkan reformasi pensiun yang kontroversial.
Analis TS Lombard, Daniel von Ahlen, menilai meski ketegangan politik di Prancis mulai mereda, dorongan positif bagi euro masih terbatas. "Kinerja EUR/USD saat ini sejalan dengan pola penguatan yang terjadi setelah pengumuman kebijakan besar di kawasan euro, yang membuat kami tetap berhati-hati terhadap potensi penguatan lebih lanjut," tulisnya dalam catatan riset.
Dari pasar Asia-Pasifik, dolar Selandia Baru naik 0,1% ke posisi USD0,5721 setelah sempat menyentuh level terendah enam bulan di USD0,56839 pada sesi Selasa. Dolar Australia juga melonjak 0,39% menjadi USD0,651 setelah sempat melemah 0,5% sehari sebelumnya, menyentuh posisi terendah sejak 22 Agustus di USD0,64405.
Dengan meningkatnya ketidakpastian global dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter, para analis memperkirakan greenback masih berpotensi bergerak melemah dalam jangka pendek, terutama jika ketegangan dagang terus menekan kepercayaan pasar dan prospek pertumbuhan ekonomi dunia. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.


Tải thất bại ()