Pasardana.id – Riset harian fixed income BNI Sekuritas menyebutkan, harga Surat Utang Negara (SUN) melanjutkan penguatannya pada sesi perdagangan kemarin.
Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) turun sebesar 3 basis poin (bp) menjadi 5,29%, sementara yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) turun sebesar 4 bp ke level 6,00%.
Data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 5 bps ke level 6,02%.
Level yield curve 10-tahun telah berada di level yang lebih rendah dari batas bawah weekly estimated range di kisaran 6,05%-6,29%.
Volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp43,8 triliun kemarin, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp33,8 triliun.
FR0104 dan FR0103 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp10,1 triliun dan Rp4,2 triliun.
Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,7 triliun.
Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat sebesar 0,16%, bergerak dari level Rp16.603/US$ di hari Selasa menjadi Rp16.576/US$ kemarin.
Per pagi ini, indikator global menunjukkan sentimen yang mixed.
Yield curve US Treasury (UST) 5-tahun dan 10-tahun masing-masing meningkat sebesar 3bp dan 2bp menjadi 3,63% dan 4,05%.
Di sisi lain, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia turun sebesar 2bp menjadi 81bp.
“Dengan mempertimbangkan faktor-faktor di atas, BNI Sekuritas mengantisipasi demand terhadap Surat Berharga Negara (SBN) berdenominasi Rupiah akan stabil. Berdasarkan valuasi yield curve, BNI Sekuritas memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0075, FR0098, FR0083, FR0106,” sebut Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam riset Kamis (16/10).


Tải thất bại ()