Tembaga Shanghai Menguat di Tengah Kekhawatiran Pasokan dan Tensi Dagang

avatar
· Views 12
  • Harga tembaga Shanghai naik tipis 0,11% di tengah kekhawatiran pasokan akibat anjloknya biaya pengolahan dan pemurnian (TC/RC), yang dikhawatirkan mengganggu keberlanjutan produksi tembaga.
  • Jepang, Spanyol, dan Korea Selatan memperingatkan TC/RC yang terus melemah dapat menekan profitabilitas dan menurunkan output tembaga rafinasi secara global.
  • Ketegangan dagang AS-China kembali meningkat menjelang potensi pertemuan Trump-Xi, setelah AS mengkritik kontrol ekspor rare earth oleh China yang dianggap mengancam rantai pasok.

Ipotnews -- Harga tembaga Shanghai menguat, Kamis, didorong kekhawatiran pasar terhadap gangguan pasokan global, di tengah penurunan tajam biaya pengolahan dan pemurnian serta meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China menjelang pertemuan tingkat tinggi kedua negara.
Kontrak tembaga yang paling aktif di Shanghai Futures Exchange ( SHFE ) ditutup naik 0,11% menjadi 85.050 yuan (USD11.938,18)
per metrik ton.
Namun, harga tembaga untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) justru terkoreksi 0,13% ke level USD10.627 per ton pada pukul 14.03 WIB, demikian laporan  Reuters,  di Shanghai, Kamis (16/10).
Kekhawatiran pasar semakin meningkat setelah Jepang, Spanyol, dan Korea Selatan, Rabu, menyuarakan keprihatinan terhadap anjloknya biaya pengolahan dan pemurnian (TC/RC), yang merupakan sumber pendapatan penting bagi industri peleburan tembaga.
Ketiga negara itu mengingatkan bahwa penurunan tajam -- bahkan hingga ke level nol atau negatif -- berpotensi memangkas produksi tembaga rafinasi secara signifikan karena menekan profitabilitas smelter.
"Penurunan TC/RC yang berkelanjutan dapat mengancam keberlanjutan industri dan mempersempit pasokan tembaga global," demikian bunyi pernyataan bersama ketiga negara importir utama tembaga tersebut.
Faktor lain yang memengaruhi sentimen pasar adalah memburuknya hubungan dagang antara AS dan China. Ketegangan meningkat menjelang kemungkinan pertemuan penting antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping yang dijadwalkan akhir bulan ini.
Pejabat tinggi AS, termasuk Perwakilan Dagang Jamieson Greer dan Menteri Keuangan Scott Bessent, Rabu, mengecam kebijakan pengendalian ekspor logam tanah jarang (rare earth) oleh China, yang dinilai mengancam rantai pasok global.
Mereka mendesak Beijing untuk mencabut kebijakan tersebut dan memperingatkan bahwa langkah itu dapat memperdalam proses pemisahan ekonomi (decoupling) antara kedua negara.
Meski demikian, pejabat AS menegaskan bahwa Washington tidak mencari eskalasi konflik dan masih membuka ruang bagi China untuk menarik kebijakan tersebut.
Beijing sendiri membela keputusannya dan menyatakan bahwa kebijakan tersebut tidak termasuk larangan ekspor total.
Situasi ini membuat prospek pertemuan Trump-Xi dipertanyakan, meski KTT tersebut diharapkan dapat meredakan ketegangan dagang yang semakin memanas.
Logam dasar lainnya di kompleks LME, aluminium menguat 0,73%, seng (zinc) naik 0,2%, nikel bertambah 0,34%, timbal (lead) bertambah 0,1%, dan timah meningkat 0,5%.
Di bursa berjangka Shanghai, aluminium menguat 0,48%, nikel meningkat 0,21%, timbal naik 0,26%, timah bertambah 0,34%, sedangkan seng melemah 0,25%. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest