JAKARTA, investor.id -Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) segera mengeksekusi injeksi dana jumbo ke pasar modal domestik senilai Rp 16 triliun dalam waktu dekat.
Aksi ini diharapkan mampu menjaga Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) agar tetap kokoh di atas level psikologis 8.000, sekaligus memperkuat fundamental likuiditas pasar saham Indonesia.
Chief Investment Officer BPI Danantara, Pandu Patria Sjahrir mengungkapkan bahwa pelaksanaan investasi ini sudah memasuki tahap akhir dan akan segera direalisasikan.
"Mulai secepatnya lah," kata Pandu di sela acara Capital Market Summit & Expo 2025 di Jakarta, Jumat (17/10/2025).
Menurut Pandu, dana sebesar Rp 16 triliun yang akan disuntikkan ke pasar modal berasal dari hasil pengelolaan dividen sejumlah BUMN yang diterima pemerintah. Dana tersebut akan dialokasikan ke instrumen-instrumen pasar keuangan yang memiliki tingkat likuiditas tinggi dan risiko rendah.
"Kami hanya punya waktu dua bulan untuk menyalurkan dana itu. Jadi instrumen yang kami pilih harus likuid, cepat, dan aman. Surat Berharga Negara (SBN) menjadi pilihan awal, namun sebagian besar dana juga akan kami arahkan ke public market equity," ujar Pandu.
Pandu menekankan, bahwa suntikan dana ini merupakan bagian dari strategi Danantara untuk memperkuat stabilitas pasar modal, di tengah kondisi likuiditas Bursa Efek Indonesia (BEI) yang masih tergolong dangkal. Berdasarkan data BEI per Kamis (16/10), nilai transaksi harian baru mencapai US$ 988 juta atau sekitar Rp 16,4 triliun, jauh di bawah potensi pasar Indonesia.
"Kalau dilihat dari ukuran ekonomi dan populasi, seharusnya nilai transaksi harian kita bisa mencapai US$ 5-8 miliar per hari. Kita tidak boleh kalah dari India," tegasnya.
Sebagai perbandingan, India mencatat nilai transaksi harian sebesar US$ 12-15 miliar, sedangkan Hong Kong bahkan mencapai US$ 30-50 miliar per hari. Dengan perbaikan kedalaman pasar, Pandu optimistis Indonesia dapat melipatgandakan aktivitas perdagangan sahamnya dalam beberapa tahun ke depan.
Selain memperkuat likuiditas, Danantara juga akan berperan sebagai liquidity provider, yakni pihak yang membantu menstabilkan harga saham ketika terjadi tekanan ekstrem. Langkah ini dinilai penting untuk menjaga kepercayaan investor, terutama di tengah volatilitas global dan fluktuasi nilai tukar.
Dalam proyeksi Danantara, dari total dana investasi Danantara yang mencapai US$ 10 miliar, pasar modal akan mendapatkan alokasi sekitar 5-10% atau setara dengan Rp 8,2 triliun hingga Rp 16,5 triliun akan dialokasikan secara langsung ke pasar modal. Pandu menyebut, alokasi ini tidak hanya untuk saham BUMN , tetapi juga perusahaan publik dengan fundamental kuat dan potensi pertumbuhan tinggi.
"Untuk jangka panjang, portofolio kami akan dikombinasikan antara pasar saham dan pasar surat utang. Fokusnya adalah instrumen yang likuid dan berdampak positif pada ekonomi nasional," tuturnya.
Danantara Soroti Masalah Utama di Pasar Modal RI
Pandu menegaskan bahwa salah satu masalah utama di pasar modal Indonesia adalah kurangnya kedalaman dan partisipasi investor publik. Ia menilai penguatan infrastruktur pasar, peningkatan jumlah emiten, serta edukasi investor menjadi kunci untuk memperbaiki kondisi ini.
"Masalah utama bagi investasi jangka panjang dan venture capital adalah pasar publik yang belum cukup kuat. Kalau pasar publiknya dalam dan aktif, investor asing maupun domestik akan lebih percaya diri masuk," jelasnya.
Menurut Pandu, potensi pasar Indonesia sangat besar dengan jumlah penduduk lebih dari 270 juta dan ekonomi yang tumbuh stabil di atas 5%. Namun, tanpa kedalaman pasar yang memadai, potensi tersebut belum bisa dimaksimalkan. Selain itu, stabilitas geopolitik dan kebijakan regional juga menjadi hal yang penting dalam menjaga kepercayaan investor.
"Kita harus adaptif menghadapi risiko global, termasuk deglobalisasi dan nasionalisasi. Kemitraan internasional akan jadi kunci dalam menjaga daya saing," ujarnya.
Danantara Terus Berupaya jaga Stabilitas Pasar
Adapun sebelumnya, Managing Director Stakeholders Management Danantara, Rohan Hafas mengungkapkan bahwa lembaga tersebut telah beberapa kali turun tangan menjaga stabilitas pasar, termasuk saat IHSG sempat tertekan hingga trading halt pada pertengahan tahun.
"Danantara sempat masuk ke pasar modal saat bursa mengalami tekanan cukup dalam. Itu bagian dari peran kami sebagai liquidity provider untuk menjaga kepercayaan investor," ujarnya.
Lebih lanjut, rencana suntikan dana Danantara datang di tengah tekanan koreksi pada IHSG . Pada penutupan sesi I perdagangan Jumat (17/10), IHSG anjlok 180,46 poin (2,22%) ke posisi 7.944,28, setelah bergerak di rentang 7.936-8.140 sepanjang sesi.
Sumber : investor.id
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
        Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
        



Tải thất bại ()