- Bursa saham dan mata uang Asia melemah pada Jumat (17/10) akibat kekhawatiran terhadap pasar kredit AS dan meningkatnya ketegangan dagang AS-China.
- Indeks MSCI emerging market Asia turun 1,5%, sementara mata uang negara berkembang melemah 0,2%.
- Saham di Indonesia, Taiwan, dan Singapura memimpin penurunan, sedangkan ketidakpastian hubungan AS-China diperkirakan membuat volatilitas pasar tetap tinggi.
Ipotnews - Bursa saham dan mata uang emerging market Asia melemah menjelang akhir sesi perdagangan hari ini, Jumat (17/10). Sentimen risk-off meluas di tengah kekhawatiran investor terhadap kesehatan pasar kredit AS serta meningkatnya ketegangan dagang antara AS dan China.
Laman Reuters melaporkan, sekitar pukul 15:00 WIB hari ini, indeks saham MSCI emerging market Asia tercatat anjlok 1,5%, menghapus kenaikan dua sesi sebelumnya dan menuju penurunan mingguan kedua berturut-turut. Sementara itu indeks MSCI mata uang EM melemah 0,2%.
"Masalah kualitas aset di pasar kredit AS memicu aksi jual tajam pada sejumlah bank regional di AS, yang menekan sentimen risiko secara keseluruhan," ujar Michael Wan, analis mata uang senior MUFG , seperti dikutip Reuters.
Pengumuman penghapusan pinjaman oleh bank AS Zions Bancorporation memperburuk kekhawatiran pasar kredit di AS, yang sebelumnya telah terguncang oleh kebangkrutan pemasok suku cadang mobil First Brands dan pemberi pinjaman subprime Tricolor.
Wan menambahkan, meski masalah tersebut tidak bersifat sistemik atau saling berkaitan, kemunculan beberapa kasus telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar.
Di Asia, indeks saham Singapura melorot 0,8%. Saham DBS - bank terbesar di Asia Tenggara - merosot 1,2%. Indeks saham di Thailand dan Malaysia juga drop masing-masing 1,3% dan 0,4%.
Indeks saham Taiwan ditutup terperosok 1,3%. Saham raksasa chip TSMC terjungkal 2,4% meskipun membukukan laba kuartalan tertinggi dan memberikan prospek positif.
Indeks saham Korea Selatan yang sempat mencetak rekor tertinggi di awal sesi, menghapus sebagian besar kenaikannya dan berakhir mendatar. Namun demikian, Kospi masih mencatatkan kenaikan mingguan 3,8%.
Indeks saham Indonesia ambles 2,2%, setelah data menunjukkan investasi asing langsung (FDI) ke Indonesia rontok 8,9% pada kuartal III--penurunan terdalam sejak kuartal I 2020. Rupiah melemah 0,1%.
Mata uang regional lain juga turun. Peso Filipina dan won Korea Selatan tergelincir 0,3% dan 0,4%.
Menambah ketegangan pasar, China menuduh AS menebar kepanikan atas kebijakan pengendalian ekspor mineral langka dan mengecam pernyataan Menteri Keuangan AS Scott Bessent yang dinilai "sangat menyimpang" mengenai negosiator perdagangan utama China. China menolak seruan Gedung Putih untuk mencabut pembatasan tersebut.
Parisha Saimbi, ahli strategi valas BNP Paribas, memperkirakan perdagangan mata uang dolar-Asia akan tetap berfluktuasi dalam waktu dekat karena minimnya data ekonomi AS akibat government shutdown, serta ketidakpastian hubungan AS-China, hingga kemungkinan pertemuan Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping akhir bulan ini.
Saimbi memperkirakan baht Thailand dan dolar Taiwan akan berkinerja paling lemah di kawasan; baht terakhir tercatat turun 0,5%, sementara dolar Taiwan bergerak mendatar. (Reuters)
Sumber : admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Tải thất bại ()