Minyak Turun di Tengah Kekhawatiran Oversupply dan Tensi Dagang AS-China

avatar
· Views 13
  • Harga minyak turun di awal pekan, dengan Brent melemah ke USD61,18 dan WTI ke USD57,40 per barel akibat kekhawatiran kelebihan pasokan global dan ketegangan dagang AS-China.
  • IEA memproyeksikan surplus minyak pada 2026, sementara peningkatan produksi negara produsen dan ketidakpastian geopolitik menambah tekanan harga.
  • Pertemuan Trump-Putin dan tensi AS-China membuat investor berhati-hati, di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi dan penurunan permintaan energi dunia.

Ipotnews -- Harga minyak melorot, Senin pagi, tertekan oleh kekhawatiran kelebihan pasokan global serta meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika dan China yang menambah ketakutan perlambatan ekonomi dan melemahnya permintaan energi.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 11 sen atau 0,11% menjadi USD61,18 per barel pada pukul 08.20 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Tokyo, Senin (20/10).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), berkurang 14 sen atau 0,24% ke posisi USD57,40 per barel, menghapus seluruh kenaikan yang tercatat pada akhir pekan lalu.
Kedua acuan minyak tersebut anjlok lebih dari 2% sepanjang pekan sebelumnya, menandai penurunan mingguan ketiga berturut-turut, seiring laporan International Energy Agency (IEA) yang memproyeksikan kelebihan pasokan minyak pada 2026.
"Pasar dibayangi kekhawatiran kelebihan pasokan akibat meningkatnya produksi dari negara-negara penghasil minyak, sementara eskalasi ketegangan perdagangan AS-China menimbulkan ketakutan perlambatan ekonomi global dan penurunan permintaan energi," ujar Toshitaka Tazawa, analis Fujitomi Securities.
Dia menambahkan, tekanan juga datang dari ketidakpastian geopolitik menjelang pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin, meski Washington terus meningkatkan tekanan terhadap pembeli minyak Rusia. "Situasi ini membuat investor sulit mengambil posisi jelas di pasar," katanya.
Pekan lalu, Kepala World Trade Organization (WTO) mengimbau AS dan China untuk menurunkan tensi perdagangan, memperingatkan bahwa pemisahan ekonomi kedua negara terbesar di dunia itu dapat memangkas output ekonomi global hingga 7% dalam jangka panjang.
Amerika dan China, dua konsumen minyak terbesar dunia, belakangan kembali saling mengenakan biaya tambahan di pelabuhan bagi kapal yang membawa kargo antarnegara mereka -- kebijakan balasan yang dikhawatirkan dapat mengganggu arus perdagangan global.
Sementara itu, Trump dan Putin, Kamis lalu, sepakat untuk menggelar pertemuan puncak baru terkait perang di Ukraina, di tengah tekanan Washington terhadap India dan China agar menghentikan pembelian minyak Rusia.
Usai bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Gedung Putih, Jumat, Trump menyerukan agar Ukraina dan Rusia "segera menghentikan perang," bahkan jika itu berarti Ukraina harus menyerahkan sebagian wilayahnya.
Menurut analis dan pelaku perdagangan, tekanan dari AS dan Eropa terhadap pembeli energi Rusia di Asia dapat membatasi impor minyak India mulai Desember, sehingga membuka peluang bagi China memperoleh pasokan dengan harga lebih murah.
Dari sisi pasokan, perusahaan energi AS pekan lalu menambah jumlah rig minyak dan gas untuk pertama kalinya dalam tiga minggu terakhir, menurut laporan mingguan Baker Hughes, perusahaan jasa energi yang banyak dijadikan acuan oleh pasar. (Reuters/Bloomberg/AI)

Sumber : Admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest