Investor Ambil Untung Jelang Data Inflasi AS, Kilau Logam Kuning Meredup

avatar
· Views 15
  • Harga emas anjlok 1,7% ke USD4.054,34 per ons, melanjutkan kejatuhan tajam 5,3% sehari sebelumnya -- penurunan harian terbesar dalam lima tahun -- akibat aksi ambil untung menjelang rilis data inflasi AS.
  • Pasar memperkirakan the Fed akan memangkas suku bunga 25 bps pekan depan, sementara data CPI AS diperkirakan menunjukkan inflasi inti stabil di 3,1% pada September.
  • Meski terkoreksi, analis menilai prospek emas tetap positif hingga 2026; perak melorot 1,6%, sementara platinum melambung 4,5% dan paladium naik 0,1%.

Ipotnews - Harga emas kembali melemah, Rabu, mendekati level terendah dalam dua pekan terakhir, setelah penurunan tajam pada sesi sebelumnya -- yang menjadi kejatuhan harian terbesar dalam lima tahun terakhir -- seiring aksi ambil untung investor menjelang rilis data inflasi Amerika pekan ini.
Emas spot merosot 1,7% menjadi USD4.054,34 per ons pada pukul 24.42 WIB, setelah sempat melesat hingga USD4.161,17 di awal sesi perdagangan, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Rabu (22/10) atau Kamis (23/10) dini hari WIB.
Sementara itu, harga emas berjangka Amerika Serikat untuk kontrak pengiriman Desember ditutup menyusut 1,1% menjadi USD4.065,40 per ons.
Sepanjang tahun ini, harga logam kuning meroket sekitar 57% dan beberapa kali menembus rekor tertinggi, didorong meningkatnya ketegangan geopolitik, ketidakpastian ekonomi global, ekspektasi penurunan suku bunga AS, serta arus masuk besar ke ETF berbasis. Namun pada Selasa (22/10), harga emas anjlok 5,3%, setelah sehari sebelumnya menyentuh rekor tertinggi USD4.381,21 per ons.
"Dengan lonjakan harga yang sangat agresif dalam beberapa minggu terakhir, tidak mengejutkan jika terjadi aksi ambil untung menjelang laporan CPI (Consumer Price Index) pada Jumat," ujar David Meger, Direktur High Ridge Futures.
Secara teknikal, emas masih mendapat dukungan dari rata-rata pergerakan 21 hari (21-day moving average) di sekitar USD4.005.
Laporan indeks harga konsumen Amerika yang dijadwalkan rilis Jumat -- sempat tertunda karena penutupan sebagian pemerintahan (government shutdown) -- diperkirakan menunjukkan inflasi inti stabil di level 3,1% pada September.
Pasar kini hampir sepenuhnya memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Federal Reserve dalam pertemuan kebijakan moneter pekan depan.
Emas, sebagai aset tanpa imbal hasil, cenderung diuntungkan dalam kondisi suku bunga rendah.
Sementara itu, Rusia menyatakan pihaknya masih mempersiapkan potensi pertemuan puncak antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump. Investor juga menantikan kejelasan terkait kemungkinan pertemuan antara Trump dan Presiden China Xi Jinping pekan depan.
"Kami mempertahankan pandangan positif terhadap emas dan perak hingga 2026. Setelah koreksi dan konsolidasi yang memang diperlukan, pelaku pasar akan kembali mempertimbangkan bahwa faktor-faktor pendorong reli besar tahun ini belum sepenuhnya hilang," tulis Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank.
Di antara logam mulia lainnya, perak spot melorot 1,6% menjadi USD47,95 per ons, setelah kehilangan 7,1% pada perdagangan Selasa.
Sementara platinum melambung 4,5% ke level USD1.620,83 per ons, dan paladium menguat tipis 0,1% jadi USD1.409,80. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest