Harga CPO Anjlok, Ini Biang Keroknya

avatar
· Views 9

JAKARTA, investor.id -Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) anjlok pada Rabu (22/10/2025). Pelemahan ini terjadi karena tertekan pelemahan minyak nabati, meski disaat yang sama ekspor dan konsumsi biodiesel naik.
Berdasarkan data BMD pada penutupan Rabu (22/10/2025), kontrak berjangka CPO untuk November 2025 anjlok 46 Ringgit Malaysia menjadi 4.401 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Desember 2025 jatuh 49 Ringgit Malaysia menjadi 4.426 Ringgit Malaysia per ton.
Sementara itu, kontrak berjangka CPO Januari 2026 terpangkas 49 Ringgit Malaysia menjadi 4.456 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Februari 2026 terkoreksi 46 Ringgit Malaysia menjadi 4.468 Ringgit Malaysia per ton.
Sedangkan kontrak berjangka CPO Maret 2026 turun 31 Ringgit Malaysia menjadi 4.462 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO April 2026 melemah 27 Ringgit Malaysia menjadi 4.448 Ringgit Malaysia per ton.
Dikutip dari Trading View, harga CPO di BMD kembali melemah untuk hari ketiga berturut-turut, mengikuti tren pelemahan minyak nabati pesaing di bursa Dalian, China.
"Harga CPO hari ini mengikuti pelemahan di Dalian sambil menunggu sentimen baru untuk menggerakkan pasar," ujar seorang trader berbasis di Kuala Lumpur.
Kontrak soyoil paling aktif di Bursa Dalian turun 0,99%, sedangkan kontrak palm oil di bursa yang sama melemah 1,69%. Sementara itu, harga soyoil di Chicago Board of Trade justru naik tipis 0,3%.
Harga CPO kerap bergerak searah dengan harga minyak nabati lainnya karena sama-sama bersaing dalam pasar minyak nabati global.
Konsumsi BiodieselRINaik
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Bahlil Lahadalia mengungkapkan, konsumsi biodiesel nasional sepanjang Januari-September 2025 mencapai 10,57 juta kiloliter, naik hampir 10% dibanding periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 9,61 juta kiloliter.
Sementara itu, data dari lembaga survei kargo Intertek Testing Services menunjukkan ekspor produk sawit Malaysia pada 1-20 Oktober naik 3,4% dibanding bulan sebelumnya. Laporan serupa dari AmSpec Agri Malaysia mencatat kenaikan 2,5%.
Dewan Minyak Sawit Malaysia (Malaysian Palm Oil Council/MPOC) memperkirakan harga CPO akan bertahan di atas 4.400 ringgit per ton hingga 2026, di tengah ketidakpastian ekspor sawit dan minyak kedelai global.
Pada saat yang sama, harga minyak mentah dunia juga menguat sekitar 2% untuk hari kedua berturut-turut, didorong oleh optimisme terhadap potensi kemajuan kesepakatan dagang antara AS, China, dan India. Kenaikan harga minyak mentah biasanya menjadi sentimen positif bagi CPO karena meningkatkan daya tariknya sebagai bahan baku biodiesel.
Sementara itu, nilai tukar ringgit Malaysia (USDMYR) melemah tipis 0,05% terhadap dolar AS. Pelemahan ringgit membuat harga CPO menjadi lebih murah bagi pembeli luar negeri yang memegang mata uang asing.

Sumber : investor.id

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest