- Emas spot naik 0,35% ke USD4.112,94 per ons karena ketegangan geopolitik meningkat setelah AS menjatuhkan sanksi ke Rusia dan mempertimbangkan pembatasan ekspor ke China.
- Investor menunggu rilis data inflasi AS dan keputusan suku bunga the Fed, dengan pasar memperkirakan pemangkasan 25 basis poin pekan depan.
- Emas tetap dipandang sebagai aset lindung nilai dan instrumen diversifikasi, dengan potensi naik hingga USD4.700 jika ketidakpastian global berlanjut.
Ipotnews -- Harga emas menguat, Kamis, seiring meningkatnya ketegangan geopolitik setelah Amerika menjatuhkan sanksi terhadap Rusia dan mempertimbangkan pembatasan ekspor baru ke China.
Investor juga menantikan rilis data inflasi utama Amerika, pekan ini, untuk mencari petunjuk lebih lanjut terkait arah kebijakan suku bunga Federal Reserve.
Harga emas spot meningkat 0,35% menjadi USD4.112,94 per ons pada pukul 13.57 WIB, sementara emas berjangka Amerika Serikat untuk kontrak pengiriman Desember melonjak 1,69% jadi USD4.134,00 per ons, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Bengaluru, Kamis (23/10).
Pemerintahan Presiden Donald Trump mempertimbangkan rencana untuk membatasi berbagai ekspor berbasis perangkat lunak ke China -- mulai dari laptop hingga mesin jet -- sebagai langkah balasan atas kebijakan Beijing yang baru-baru ini membatasi ekspor logam tanah jarang.
Di saat yang sama, Trump juga memberlakukan sanksi terkait perang Ukraina terhadap Rusia untuk pertama kalinya di masa jabatan keduanya, menargetkan dua raksasa energi negara tersebut, Lukoil dan Rosneft.
"Untuk jangka panjang kami masih bullish terhadap emas, tetapi dalam jangka pendek investor harus berhati-hati karena volatilitas pasar saat ini sangat tinggi," ujar Brian Lan, Managing Director GoldSilver Central.
Perhatian pasar pekan ini tertuju pada laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) Amerika Serikat yang dijadwalkan rilis Jumat, setelah sempat tertunda akibat penutupan pemerintahan (government shutdown). Data tersebut diperkirakan menunjukkan inflasi inti bertahan di level 3,1% pada September.
Investor hampir sepenuhnya memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam pertemuan the Fed pekan depan.
Harga logam kuning umumnya menguat ketika suku bunga rendah karena menurunkan opportunity cost untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil, seperti emas.
"Kami tetap memandang emas sebagai instrumen diversifikasi portofolio yang efektif, dengan potensi kenaikan lebih lanjut menuju skenario optimistis di kisaran USD4.700 per ons, jika ketidakpastian ekonomi dan politik global terus berlanjut," tulis Mark Haefele, Chief Investment Officer UBS.
Sepanjang tahun ini, harga emas meroket sekitar 57%, dan sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di USD4.381,21 per ons pada Senin lalu, didorong ketegangan geopolitik, ketidakpastian ekonomi, ekspektasi pemangkasan suku bunga, serta pembelian berkelanjutan oleh bank sentral.
Di pasar logam lainnya, harga perak spot melesat 1,2% menjadi USD49,10 per ons, sementara platinum merosot 1,1% ke posisi USD1.603,70, dan paladium melemah 0,9% jadi USD1.445,43. (Reuters/Bloomberg/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.


Tải thất bại ()