Rupiah Melemah, Terpukul Ketidakpastian Global dan Keluarnya Aliran Modal Asing

avatar
· Views 18
  • Rupiah melemah 0,27% ke Rp16.629 per dolar dipicu ketidakpastian global dari kebuntuan negosiasi government shutdown AS dan keluarnya modal asing dari pasar domestik.
  • Penutupan pemerintahan AS yang panjang dan ketegangan geopolitik, termasuk sanksi terhadap Rusia dan pembatasan ekspor ke China, memperburuk sentimen pasar.
  • BI intervensi pasar dengan menggunakan cadangan devisa yang menurun untuk menahan pelemahan rupiah akibat net outflow modal asing mencapai USD5,26 miliar sejak September.

Ipotnews -- Nilai tukar rupiah kembali ditutup melemah versus dolar AS, Kamis, di tengah meningkatnya ketidakpastian global yang dipicu kebuntuan negosiasi penutupan pemerintahan (government shutdown) Amerika Serikat serta keluarnya aliran modal asing dari pasar domestik.
Berdasarkan data  Bloomberg , pukul 15.00 WIB, Kamis (23/10), rupiah ditutup pada level Rp16.629 per dolar AS, melemah 44 poin atau 0,27% dibandingkan perdagangan kemarin, yakni Rp16.585.
Pengamat ekonomi, mata uang, dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, mengungkapkan bahwa pelemahan rupiah kali ini terutama dipengaruhi faktor eksternal, khususnya dinamika politik dan ekonomi di Amerika.
"Penutupan pemerintah AS memasuki hari ke-22 pada Rabu (22/10), menjadi hari terpanjang kedua dalam sejarah. Negosiasi antara Gedung Putih dan Kongres masih menemui kebuntuan. Presiden Donald Trump kembali menegaskan Partai Republik 'tidak akan diperas' dalam pembahasan pendanaan yang masih mandek," ujar Ibrahim dalam riset terbarunya.
Ketegangan geopolitik yang meningkat juga memperburuk kondisi pasar. Pemerintahan Trump siap mengambil tindakan tegas terhadap Rusia dan China, termasuk rencana pembatasan ekspor berbasis perangkat lunak ke China sebagai respons atas pembatasan ekspor logam tanah jarang dari Beijing.
Selain itu, Inggris dan Uni Eropa semakin memperketat tekanan terhadap Rusia dengan menjatuhkan sanksi tambahan kepada perusahaan energi dan melarang impor gas alam cair asal Rusia.
Di sisi lain, pasar global memperkirakan Federal Reserve akan memangkas suku bunga 25 basis poin pada pertemuan 29-30 Oktober.
Meski demikian, data inflasi AS yang akan dirilis pekan ini masih berpotensi memengaruhi ekspektasi pelaku pasar terhadap arah kebijakan moneter the Fed ke depan.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia melaporkan masih terjadi tekanan kuat berupa keluarnya aliran modal asing. Berdasarkan data BI, sejak awal September hingga 20 Oktober 2025, tercatat net outflow mencapai USD5,26 miliar, yang memaksa bank sentral melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menahan pelemahan rupiah.
"Kondisi tekanan aliran modal asing ini berimbas pada penurunan cadangan devisa Indonesia. Posisi cadev sempat berada di level USD157 miliar pada Maret 2025, namun anjlok menjadi USD149 miliar per September 2025," ujar Ibrahim.
Dia menambahkan bahwa BI menggunakan cadangan devisa melalui intervensi di pasar Domestic Non Deliverable Forward ( DNDF ) maupun pasar spot untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. (Adhitya/AI)

Sumber : Admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest