JAKARTA, investor.id -Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) loncat pada Kamis (23/10/2025), setelah sempat melemah tiga hari beruntun. Penguatan ini seiring penguatan harga minyak kedeai di pasar China.
Berdasarkan data BMD pada penutupan Kamis (23/10/2025), kontrak berjangka CPO untuk November 2025 melejit 24 Ringgit Malaysia menjadi 4.425 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Desember 2025 melesat 24 Ringgit Malaysia menjadi 4.450 Ringgit Malaysia per ton.
Sementara itu, kontrak berjangka CPO Januari 2026 terkerek 15 Ringgit Malaysia menjadi 4.471 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Februari 2026 meningkat 13 Ringgit Malaysia menjadi 4.481 Ringgit Malaysia per ton.
Sedangkan kontrak berjangka CPO Maret 2026 naik 14 Ringgit Malaysia menjadi 4.476 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO April 2026 menguat 15 Ringgit Malaysia menjadi 4.463 Ringgit Malaysia per ton.
"Ketika harga di Dalian mulai pulih dari posisi terendah pagi hari, kontrak CPO ikut berbalik arah dan menguat, mengikuti pergerakan minyak kedelai," ujar seorang trader dikutip Trading View.
Kontrak minyak kedelai paling aktif di Dalian turun 0,7%, sementara kontrak palm oil di bursa yang sama melemah 1%. Namun, harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade justru naik 1,34%.
Pergerakan harga CPO kerap mengikuti arah minyak nabati lainnya karena bersaing dalam pasar minyak nabati global.
Konsumsi Biodiesel RI Naik
Dari sisi fundamental, konsumsi biodiesel Indonesia dari Januari hingga September tercatat 10,57 juta kiloliter, naik hampir 10% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 9,61 juta kiloliter, menurut Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
Sementara itu, harga minyak mentah global melonjak lebih dari 4% pada Kamis setelah Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada dua perusahaan minyak besar Rusia, Rosneft dan Lukoil, terkait perang di Ukraina. Kenaikan harga minyak dunia ini membuat CPO lebih menarik digunakan sebagai bahan baku biodiesel.
Di sisi lain, nilai tukar ringgit Malaysia, mata uang perdagangan CPO, menguat 0,02% terhadap dolar AS. Penguatan ringgit dapat membuat harga CPO menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Sumber : investor.id
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
        Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
        



Tải thất bại ()