JAKARTA, investor.id -Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguatpada Jumat (24/10/2025). Penguatan ini di tengah kehati-hatian investor menjelang rilis data inflasi AS, serta pertemuan penting antara Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping pekan depan.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.15 WIB di pasar spot exchange, Rupiah hari ini menguat tipis sebesar 4 poin (0,02%) ke level Rp 16.625 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terlihat naik 0,07% ke level 99.
Sedangkan pada perdagangan Kamis (23/10/2025), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah sebesar 44 poin (0,27%) ke level Rp 16.629 per dolar AS.
Dikutip dari Reuters, investor menilai, data inflasi yang tertunda tidak akan mengubah rencana The Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan pekan depan. Inflasi AS untuk September diperkirakan naik 0,4% secara bulanan untuk indeks utama dan 0,3% untuk inti inflasi.
Sementara itu, yen Jepang stabil di 152,58 per dolar AS setelah sebelumnya melemah, meskipun data menunjukkan inflasi inti Jepang masih di atas target 2% Bank of Japan (BOJ). Hal ini menjaga ekspektasi pasar terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.
Pasar juga menantikan pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan pekan depan, yang diharapkan dapat meredakan ketegangan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia. Namun, analis menilai peluang tercapainya kesepakatan besar masih kecil.
Indeks Dolar AS
Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama, tercatat naik 0,37% sepanjang pekan menjadi 98,92. Euro melemah tipis ke US$1,1619, sedangkan poundsterling stabil di US$1,3331.
Kenaikan harga minyak dunia setelah Amerika Serikat menjatuhkan sanksi baru terhadap raksasa energi Rusia, Rosneft dan Lukoil, juga memberikan tekanan terhadap mata uang negara importir energi, termasuk yen.
Di sisi lain, kebijakan fiskal longgar dari Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi, yang tengah menyiapkan paket stimulus ekonomi senilai lebih dari US$ 92 miliar, diperkirakan membuat BOJ menunda rencana kenaikan suku bunga setidaknya hingga paket tersebut disetujui parlemen.
Sumber : investor.id
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.


Tải thất bại ()