Inflasi AS Cukup Moderat Pada September, Rupiah Diprediksi Menguat Namun Tipis

avatar
· Views 17
  • Inflasi AS moderat: Indeks harga konsumen AS naik 0,3% pada September 2025 (inflasi tahunan 3%), lebih rendah dari perkiraan, sehingga memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga acuan The Fed.
  • Rupiah stabil: Senin (27/10) pagi, rupiah berada di level Rp16.607 per dolar AS, melemah tipis 5 poin (0,03%) dibanding penutupan Jumat (24/10).
  • Prospek penguatan terbatas: Analis memproyeksikan rupiah berpotensi menguat tipis di kisaran Rp16.550-Rp16.650/USD, didukung optimisme perundingan AS-China namun dibatasi oleh antisipasi pertemuan FOMC akhir Oktober.

Ipotnews - Data inflasi Amerika Serikat pada September 2025 cukup moderat dan membuka peluang penurunan suku bunga acuan Federal Reserve, sehingga kurs rupiah diprediksi menguat tipis di awal pekan.
Mengutip data Bloomberg, Senin (27/10) pukul 09.15 WIB, kurs rupiah sedang diperdagangkan pada level Rp16.607 per dolar AS, posisi tersebut melemah 5 poin atau 0,03% dibandingkan akhir perdagangan Jumat sore (24/10) di level Rp16.602 per dolar AS.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan kurs rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS di tengah optimisme akan perundingan perdagangan China-AS.
"Data inflasi AS yang dirilis paada hari Jumat lalu menunjukkan moderasi meningkatkan prospek pemangkasan suku bunga the Fed juga ikut mendukung rupiah," kata Lukman kepada Ipotnews lewat pesan WhatsApp, pagi ini.
Namun Lukman mengakui penguatan kurs rupiah akan terbatas karena pelaku pasar mengantisipasi pertemuan FOMC the Fed pada akhir Oktober ini. Pelaku pasar juga menanti pertemuan Presiden Donald Trump dengan Presiden Xi Jinping pada pekan ini.
"Range kurs rupiah hari ini diperkirakan di kisaran Rp16.550 - Rp16.650 per dolar AS," ungkap Lukman.
Perlu diketahui, data inflasi AS ternyata lebih rendah dari perkiraan pada bulan September. Data tersebut diumumkan pada hari Jumat kemarin, dan memperkuat peluang penurunan suku bunga acuan the Fed pada minggu ini.
Indeks harga konsumen menunjukkan kenaikan 0,3% pada bulan September, sehingga tingkat inflasi tahunan mencapai 3%.
Sedangkan menurut survei oleh Ekonom Dow Jones memperkirakan angka inflasi masing-masing sebesar 0,4% dan 3,1%. Angka inflasi tahunan tersebut mencerminkan kenaikan 0,1 poin persentase dari bulan Agustus.
Sementara itu, inflasi inti yang tidak termasuk makanan dan energi, menunjukkan kenaikan bulanan sebesar 0,2% dan tingkat inflasi tahunan juga sebesar 3%, dibandingkan dengan perkiraan masing-masing sebesar 0,3% dan 3,1%. Inflasi inti secara bulanan mencatat kenaikan 0,3% pada bulan Juli dan Agustus.
Angka inflasi inti merupakan satu-satunya data ekonomi resmi yang diizinkan untuk dirilis selama penutupan pemerintah di AS.(Adhitya/AI)

Sumber : admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest