- Harga kedelai CBOT naik 1,58% ke USD1.077 per bushel, tertinggi sejak Agustus, dipicu optimisme pembelian besar dari China.
- Pasar menanti pertemuan Trump-Xi di Korea Selatan, meski analis mengingatkan agar tidak terlalu euforia karena belum ada konfirmasi resmi.
- Jagung dan gandum juga menguat, namun kenaikannya diperkirakan bersifat sementara karena pasokan global masih berlimpah.
Ipotnews -- Harga kedelai berjangka Chicago melesat ke level tertinggi dalam lebih dari dua bulan, Senin, didorong optimisme baru terhadap potensi pembelian besar dari China.
Sentimen pasar menguat setelah Menteri Keuangan Amerika Scott Bessent menyebut para pemimpin kedua negara dapat membahas "kesepakatan signifikan" terkait ekspor kedelai.
Kontrak kedelai paling aktif di Chicago Board of Trade ( CBOT ) melonjak 1,58% atau USD16,75 menjadi USD1.077,00 per bushel, level tertinggi sejak akhir Agustus, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Beijing, Senin (27/10).
Pasar kini menyoroti pertemuan penting antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping, yang dijadwalkan berlangsung di Korea Selatan pekan ini.
Washington terus menyuarakan optimisme terkait potensi kesepakatan ekspor kedelai, meski Beijing belum memberikan konfirmasi resmi mengenai pertemuan tersebut.
Kemarin, Bessent mengatakan dia memperkirakan China akan kembali melakukan pembelian besar kedelai Amerika Serikat selama beberapa tahun ke depan, menunda penerapan aturan lisensi ekspor mineral tanah jarang selama satu tahun, serta akan meninjau ulang kebijakan tersebut setelah dua hari pembicaraan dagang di Malaysia.
"Ketika Trump dan Xi mengumumkan kesepakatan dagang pada Kamis nanti, petani kedelai AS akan merasa sangat lega--baik untuk musim ini maupun beberapa tahun mendatang," ujar Bessent dalam program 'This Week' di stasiun televisi ABC.
Namun sebagian analis memperingatkan agar pasar tidak terlalu euforia.
"Ada harapan besar seolah semuanya telah pulih dan kembali normal, tetapi banyak pelaku pasar lupa bahwa janji serupa juga pernah disampaikan dengan lantang empat bulan lalu," kata Ole Houe, Direktur IKON Commodities, Sydney.
"Masih panjang jalan yang harus ditempuh sebelum kita melihat kapal pertama mengirimkan kedelai ke China--dan banyak hal bisa terjadi di antara waktu itu."
Menurut sejumlah analis, kesepakatan besar dalam perdagangan kedelai berpotensi membantu petani AS menghindari kerugian yang lebih dalam. Namun peluang tersebut mulai menyempit karena China terus mengamankan pasokan dari Amerika Selatan, khususnya Brasil.
"Risiko penurunan harga tampak terbatas karena beberapa faktor. Biaya impor yang lebih tinggi menopang harga, sementara penurunan stok tepung kedelai domestik menunjukkan pemulihan impor kedelai AS tidak akan berdampak besar pada pasokan jangka pendek," ujar Wan Chengzhi, analis Capital Jingdu Futures.
"Selain itu, pandangan pelaku pasar terhadap hasil perundingan dagang AS-China masih beragam."
Selain kedelai, jagung dan gandum juga mengikuti penguatan. Harga jagung CBOT melejit 1,54% atau USD6,50 menjadi USD429,75 per bushel, sedangkan gandum melambung 2,20% atau USD11,25 ke posisi USD523,75 per bushel.
Namun Houe menilai lonjakan harga kedua komoditas itu kemungkinan tidak akan bertahan lama. "Antusiasme ini mungkin hanya bertahan satu atau dua hari, karena pasokan jagung dan gandum global masih melimpah," ujarnya. (Reuters/Bloomberg/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.


Tải thất bại ()