JAKARTA, investor.id -Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) tergelincir ke level terendah empat pekan pada Senin (27/10/2025). Pelemahan itu karena tertekan penguatan ringgit dan ekspor sawit yang lesu.
Berdasarkan data BMD pada penutupan Senin (27/10/2025), kontrak berjangka CPO untuk November 2025 ambles 47 Ringgit Malaysia menjadi 4.335 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Desember 2025 anjlok 49 Ringgit Malaysia menjadi 4.3543 Ringgit Malaysia per ton.
Sementara itu, kontrak berjangka CPO Januari 2026 terpangkas 49 Ringgit Malaysia menjadi 4.373 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Februari 2026 jatuh 47 Ringgit Malaysia menjadi 4.388 Ringgit Malaysia per ton.
Sedangkan kontrak berjangka CPO Maret 2026 rontok 46 Ringgit Malaysia menjadi 4.386 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO April 2026 turun 43 Ringgit Malaysia menjadi 4.377 Ringgit Malaysia per ton.
Dikutip dari Trading View, harga CPO kembali melemah untuk sesi kedua berturut-turut, Ini menjadi penutupan terendah dalam hampir empat pekan terakhir. Tekanan datang dari penguatan mata uang ringgit, pelemahan di bursa Dalian, serta minimnya sentimen baru yang mampu mengangkat pasar.
"Harga CPO hari ini masih bergerak mengikuti arah pasar Dalian, sambil menunggu pemicu baru seperti kondisi cuaca dan potensi kemajuan dalam pembicaraan dagang AS-China pekan ini," ujar seorang trader yang berbasis di Kuala Lumpur.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebelumnya mengatakan, AS dan China 'akan mencapai kesepakatan dagang', menjelang pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan akhir pekan ini.
Tertekan Ringgit dan Ekspor
Sementara itu, kontrak minyak kedelai di Bursa Dalian naik 0,59%, tetapi kontrak minyak sawitnya justru turun 0,33%. Di Chicago Board of Trade, harga minyak kedelai menguat 0,77%.Harga CPO sering kali mengikuti pergerakan minyak nabati lainnya karena sama-sama bersaing di pasar global minyak nabati.
Dari sisi ekspor, pengiriman produk sawit Malaysia sepanjang 1-25 Oktober dilaporkan turun 0,3-0,4% dibandingkan periode yang sama bulan September, menurut data AmSpec Agri Malaysia dan Intertek Testing Services.
Harga minyak mentah dunia memang sempat naik setelah pejabat AS dan China menyusun kerangka awal kesepakatan dagang. Namun, penguatan ringgit sebesar 0,36% terhadap dolar AS membuat CPO menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri, sehingga menekan permintaan.
Analis teknikal Reuters Wang Tao memperkirakan, harga CPO berpotensi menembus level support 4.409 ringgit per ton dan meluncur menuju 4.346 ringgit per ton dalam waktu dekat.
Sumber : investor.id
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.


Tải thất bại ()