- Harga emas turun 0,94% ke USD3.944,31 per ons, terendah dalam hampir tiga pekan, akibat meningkatnya optimisme tercapainya kesepakatan dagang AS-China yang menekan permintaan safe-haven.
- Investor menanti keputusan kebijakan bank sentral utama, termasuk the Fed yang diperkirakan memangkas suku bunga, sementara ECB dan BoJ kemungkinan mempertahankan suku bunga.
- Sepanjang 2025, emas meroket sekitar 53% dan sempat mencapai rekor USD4.381,21 pada 20 Oktober, didorong ketidakpastian geopolitik dan pembelian bank sentral.
Ipotnews -- Harga emas kembali tersungkur ke posisi terendah dalam hampir tiga pekan, Selasa, seiring meningkatnya optimisme terhadap kemungkinan tercapainya kesepakatan dagang antara Amerika dan China.
Sentimen positif ini menekan permintaan terhadap aset safe-haven, termasuk logam kuning, sementara investor menanti keputusan kebijakan sejumlah bank sentral utama pekan ini.
Harga emas spot merosot 0,94% menjadi USD3.944,31 per ons pada pukul 13.42 WIB, setelah sempat menyentuh titik terendah sejak 10 Oktober di awal sesi, demikian laporan Reuters dan Bloomberg, di Bengaluru, Selasa (28/10).
Sementara itu, harga emas berjangka Amerika Serikat untuk kontrak pengiriman Desember anjlok 1,25% menjadi USD3.969,50 per ons.
"Mencairnya ketegangan hubungan dagang AS-China mengurangi aliran pembelian aset safe-haven, sehingga menekan harga emas," kata Tim Waterer, Kepala Analis KCM Trade.
Minggu (26/10), pejabat senior dari kedua negara dilaporkan menyepakati kerangka dasar kesepakatan dagang yang akan diputuskan oleh Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping pekan ini.
"Jika Trump dan Xi mencapai hasil yang produktif dalam pertemuan mereka, harga emas bisa tertahan karena investor beralih ke aset berisiko. Namun tekanan tersebut bisa tertahan apabila Federal Reserve menyampaikan nada dovish dan menurunkan suku bunga seperti yang diperkirakan," ujar Waterer.
Trump sebelumnya menyatakan optimistis bahwa kesepakatan dengan China akan tercapai, dan mengumumkan serangkaian perjanjian dagang serta kerja sama mineral strategis dengan empat negara Asia Tenggara saat mengawali kunjungan lima harinya di kawasan Asia.
Pasar saham Asia, Selasa, cenderung bergerak konsolidatif, setelah mencatat kenaikan tajam dalam beberapa hari terakhir, didukung harapan meredanya ketegangan perdagangan global dan meningkatnya selera risiko investor.
Investor kini menantikan hasil rapat kebijakan the Fed yang akan berakhir Rabu waktu AS, di mana bank sentral diperkirakan kembali memangkas suku bunga. Pasar juga menunggu pernyataan Chairman Fed Jerome Powell mengenai prospek kebijakan moneter ke depan.
Sementara itu, Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of Japan (BoJ) diprediksi mempertahankan suku bunga acuan mereka tanpa perubahan dalam pertemuan masing-masing pekan ini.
Sepanjang 2025, harga emas meroket sekitar 53%, mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di USD4.381,21 per ons pada 20 Oktober, didorong ketidakpastian geopolitik, ekspektasi pemangkasan suku bunga, dan pembelian berkelanjutan oleh bank sentral di berbagai negara.
Logam berharga lainnya, harga perak spot turun 0,5% menjadi USD46,68 per ons, platinum melorot 1% ke posisi USD1.574,25, sementara paladium justru melonjak 1,1% jadi USD1.417,30. (Reuters/Bloomberg/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.


Tải thất bại ()