Harga CPO Anjlok Parah ke Level Terendah 2 Bulan

avatar
· Views 6

JAKARTA, investor.id -Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) anjlok parah pada Rabu (29/10/2025), ke level terendah sejak Agustus. Pelemahan itu karena tertekan produksi Indonesia dan kuatnya Ringgit.
Berdasarkan data BMD pada penutupan Rabu (29/10/2025), kontrak berjangka CPO untuk November 2025 ambles 72 Ringgit Malaysia menjadi 4.212 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Desember 2025 anjlok 72 Ringgit Malaysia menjadi 4.228 Ringgit Malaysia per ton.
Sementara itu, kontrak berjangka CPO Januari 2026 terpangkas 65 Ringgit Malaysia menjadi 4.252 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Februari 2026 jatuh 60 Ringgit Malaysia menjadi 4.270 Ringgit Malaysia per ton.
Sedangkan kontrak berjangka CPO Maret 2026 rontok 56 Ringgit Malaysia menjadi 4.275 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO April 2026 turun 53 Ringgit Malaysia menjadi 4.268 Ringgit Malaysia per ton.
Dikutip dari Trading View, harga CPO kembali melemah untuk sesi keempat berturut-turut dan menyentuh level terendah sejak 7 Agustus 2025, seta berpotensi mencatat penurunan bulanan kedua. Tekanan datang dari pelemahan harga minyak nabati saingan, proyeksi kenaikan produksi di Indonesia, serta penguatan ringgit.
"Harga CPO dibuka dengan gap turun hari ini, melanjutkan pelemahan sejak awal pekan akibat ketidakpastian atas mandat biodiesel B50 Indonesia dan perkiraan GAPKI yang menyebut produksi CPO Indonesia naik 10% tahun ini," kata Kepala Riset Sunvin Group, Anilkumar Bagani.
Asosiasi Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memperkirakan produksi sawit nasional tahun ini bisa mencapai sekitar 56 juta ton, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya, didukung cuaca baik dan harga yang kuat.
Minyak Nabati Melemah
Selain itu, pelemahan harga minyak nabati lain seperti palm olein dan minyak kedelai di Dalian Commodity Exchange, serta turunnya harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade, turut menekan harga CPO.
Harga minyak kedelai Dalian turun 0,88%, kontrak palm oil Dalian jatuh 1,86%, sementara minyak kedelai Chicago melemah 0,73%. Harga CPO cenderung mengikuti pergerakan minyak nabati saingan karena bersaing di pasar minyak nabati global.
Sementara itu, stok minyak sawit Indonesia pada Agustus turun tipis menjadi 2,54 juta ton, atau 1% lebih rendah dari bulan sebelumnya, di tengah produksi yang menurun dan ekspor yang melambat.
Di sisi lain, harga minyak mentah dunia juga melemah akibat keraguan terhadap efektivitas sanksi Rusia dan kemungkinan peningkatan produksi OPEC +, sehingga mengurangi daya tarik CPO sebagai bahan baku biodiesel.
Mata uang ringgit, yang menjadi alat tukar utama perdagangan sawit, menguat 0,24% terhadap dolar AS, membuat harga CPO lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Menurut analis teknikal Reuters Wang Tao, harga CPO diperkirakan akan stabil di area support 4.269 ringgit per ton sebelum berpotensi rebound.

Sumber : investor.id

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest