- Yen jatuh ke level terendah sejak Februari setelah Bank of Japan mempertahankan suku bunga dan memberi sinyal kenaikan baru mungkin dilakukan Desember, namun tanpa kejelasan waktu.
- Dolar AS menguat didorong komentar hawkish Chairman Fed Jerome Powell yang menyebut pemangkasan suku bunga Desember belum pasti, dengan Indeks DXY naik 0,38% ke 99,51.
- Euro dan sterling ikut melemah setelah ECB mempertahankan suku bunga di 2% tanpa panduan baru, sementara pasar menilai kesepakatan dagang AS-China hanya memberi dampak terbatas.
Ipotnews - Yen Jepang anjlok terhadap dolar AS, Kamis, setelah Bank of Japan (BOJ) bersikap kurang hawkish dari yang diharapkan pasar, sementara greenback melesat menyusul pernyataan Chairman Federal Reserve Jerome Powell yang menegaskan pemangkasan suku bunga lanjutan pada Desember belum tentu terjadi.
BOJ mempertahankan suku bunga acuan, dan Gubernur Kazuo Ueda menyampaikan sinyal terkuat sejauh ini bahwa kenaikan suku bunga mungkin dilakukan pada Desember, tergantung pada prospek kenaikan upah tahun depan. Namun, sikap hati-hati BOJ mengecewakan pelaku pasar yang berharap sinyal kebijakan lebih agresif, demikian laporan Reuters, di New York, Kamis (30/10) atau Jumat (31/10) pagi WIB.
"Pembuat kebijakan di bank sentral Jepang mengecewakan investor yang bullish terhadap yen karena tetap menahan diri dan menunjukkan tingkat perbedaan pendapat yang sama seperti pada September," kata Karl Schamotta, Kepala Strategi Pasar Corpay, Toronto.
Dalam konferensi pers setelah rapat, Ueda tidak memberikan kejelasan mengenai waktu kenaikan suku bunga berikutnya, yang justru menambah tekanan terhadap yen. "Ueda tampak terlalu sabar, dan hal itu membuat pasar terkejut," ujar Lou Brien, analis DRW Trading, Chicago.
Komunikasi Fed
Sementara itu, komunikasi dari the Fed menambah tekanan terhadap pergerakan dolar/yen. Rabu, Powell menyatakan bahwa perbedaan pandangan di internal the Fed serta keterbatasan data akibat penutupan sebagian pemerintahan Amerika Serikat bisa membuat pemangkasan suku bunga tambahan tahun ini sulit dilakukan.
The Fed memangkas suku bunga sesuai ekspektasi, dengan dua anggota menyatakan dissenting opinion. Gubernur Stephen Miran mendukung pemangkasan lebih dalam, sedangkan Presiden Fed Kansas City Jeffrey Schmid menolak pelonggaran dengan alasan inflasi yang masih tinggi.
"Powell berkomunikasi dengan canggung, dan hal itu menunjukkan dia mungkin kehilangan sedikit kendali atas komite atau memang perbedaan pandangan di dalamnya begitu besar," ujar Brien. "Namun, saya masih memperkirakan mereka akan memangkas suku bunga pada Desember, karena pasar tenaga kerja sebenarnya lebih lemah dari yang terlihat."
Pasca pernyataan Powell, trader Fed funds futures kini memperkirakan peluang 71 persen untuk pemangkasan suku bunga pada Desember, turun dari sekitar 85 persen sebelum konferensi pers tersebut.
Indeks Dolar AS (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, naik 0,38 persen menjadi 99,51, sempat menyentuh 99,72, tertinggi sejak 1 Agustus.
Versus yen, dolar menguat 0,9 persen ke posisi 154,08, tertinggi sejak 13 Februari.
Sementara itu, euro juga melemah setelah Bank Sentral Eropa (ECB) mempertahankan suku bunga di level 2 persen untuk ketiga kalinya berturut-turut dan tidak memberikan isyarat mengenai langkah selanjutnya. Mata uang tunggal Eropa itu terakhir melorot 0,27 persen jadi USD1,1568, sempat menyentuh USD1,1546, terendah sejak 14 Oktober.
"Kebijakan stabil ECB tampaknya akan tetap bertahan selama beberapa bulan ke depan," kata Schamotta. Dia menambahkan bahwa suku bunga di kawasan euro sudah berada di batas bawah kisaran netral secara teoritis, tekanan inflasi mereda, dan pembuat kebijakan berharap stimulus fiskal Jerman dapat menutupi perlambatan akibat lemahnya perdagangan tahun depan.
Di sisi lain, pelaku pasar juga mencermati dampak dari kesepakatan yang diumumkan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping, di mana Washington sepakat memangkas tarif impor terhadap China sebagai imbalan atas komitmen Beijing untuk menindak perdagangan ilegal fentanyl, melanjutkan pembelian kedelai dari AS, dan menjaga ekspor logam tanah jarang tetap berjalan.
Poundsterling Inggris turut melemah 0,31 persen ke level USD1,3152, menyentuh posisi terendah sejak 14 April. Mata uang Inggris tersebut terus tertekan dalam beberapa hari terakhir karena meningkatnya ekspektasi Bank of England (BoE) akan menurunkan suku bunga, meski sebagian besar analis masih memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan pekan depan. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
        Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
        



Tải thất bại ()