Harga Minyak Naik Tipis, Pasar Waspadai Manuver AS–China

avatar
· Views 12

NEW YORK , investor.id -Harga minyak dunia naik tipis pada perdagangan Kamis (31/10/2025) seiring pelaku pasar mencermati perkembangan kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, setelah Presiden AS Donald Trump menurunkan tarif terhadap China usai bertemu Presiden Xi Jinping di Korea Selatan.
Dikutip dari Reuters, harga minyak Brent naik tipis 8 sen (0,1%) menjadi US$ 65 per barel. Sementara West Texas Intermediate (WTI) menguat 9 sen (0,1%) ke posisi US$ 60,57 per barel.
Trump menyetujui penurunan tarif impor China dari 57% menjadi 47% dalam kesepakatan berdurasi satu tahun. Sebagai imbalannya, Beijing kembali membeli kedelai asal AS, menjaga ekspor logam tanah jarang tetap berjalan, serta memperketat pengawasan perdagangan ilegal fentanyl.
Analis PVM Oil Tamas Varga mengatakan, kesepakatan tersebut lebih dilihat investor sebagai langkah meredakan ketegangan (de-eskalasi) daripada perubahan mendasar dalam hubungan kedua negara.
Sementara itu, dua raksasa energi dunia, Shell dan TotalEnergies, melaporkan penurunan laba kuartalan masing-masing 10% dan 2% akibat harga minyak yang lebih rendah. Namun, kinerja Shell masih melampaui ekspektasi berkat hasil perdagangan gas yang lebih baik.
Sentimen positif juga datang dari kebijakan moneter AS. The Fed memangkas suku bunga acuannya pada Rabu (30/10/2025) sesuai perkiraan pasar. Meski demikian, bank sentral memberi sinyal bahwa pemangkasan ini kemungkinan menjadi yang terakhir tahun ini karena shutdown pemerintah AS dikhawatirkan mengganggu ketersediaan data ekonomi.
Pemangkasan suku bunga dapat menurunkan biaya pinjaman konsumen, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan permintaan minyak.
"Keputusan The Fed menandai perubahan arah kebijakan menuju dukungan pertumbuhan yang lebih berkelanjutan, memberi angin segar bagi komoditas yang sensitif terhadap aktivitas ekonomi," ujar Kepala Ekonom Rystad Energy Claudio Galimberti dalam sebuah catatan riset.
Ekonomi Eropa
Di kawasan lain, Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of Japan (BoJ) masih mempertahankan suku bunga tanpa perubahan. Zona euro mencatat pertumbuhan ekonomi sedikit lebih cepat pada kuartal III-2025, terutama didorong oleh kinerja positif Prancis dan Spanyol yang menutupi lemahnya ekspor dan lesunya industri Jerman.
Namun, di Jerman, produk domestik bruto (PDB) stagnan pada kuartal yang sama, menegaskan tantangan ekonomi terbesar Eropa itu untuk kembali menguat di tengah penurunan ekspor.
Sepanjang Oktober, harga minyak Brent dan WTI diperkirakan turun sekitar 3%, menandai penurunan tiga bulan berturut-turut akibat kekhawatiran kelebihan pasokan. Produksi minyak mentah AS bahkan mencapai rekor baru sekitar 13,6 juta barel per hari pekan lalu.
Investor kini menanti hasil pertemuan OPEC + yang dijadwalkan pada 2 November mendatang. Aliansi produsen minyak tersebut diperkirakan akan mengumumkan kenaikan pasokan sebesar 137.000 barel per hari untuk Desember.
Sejak awal tahun, delapan anggota OPEC + telah menambah target produksi lebih dari 2,7 juta barel per hari atau sekitar 2,5% dari pasokan global.
Di sisi lain, Arab Saudi mencatat defisit anggaran sebesar 88,5 miliar riyal (US$ 23,6 miliar) pada kuartal III-2025, naik 160% dibandingkan kuartal sebelumnya akibat meningkatnya belanja pemerintah dan penurunan penerimaan negara, menurut data Kementerian Keuangan setempat.

Sumber : investor.id

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
avatar
Trả lời 0

Tải thất bại ()

  • tradingContest