- Bursa Asia membuka perdagangan awal November 2025 dengan pergerakan bervariasi, sementara investor menanti data aktivitas manufaktur China yang melemah ke level terendah enam bulan.
- Bank Sentral Australia memulai rapat kebijakan dua hari, dengan ekspektasi suku bunga tetap meski inflasi meningkat.
- IHSG diperkirakan berpeluang menguat menuju level 8.200, didukung aksi beli asing meski tren penguatan mulai terbatas.
Ipotnews - Bursa saham Asia membuka sesi perdagangan pertama periode November 2025, Senin (3/11), dengan bervariasi. Para investor di Asia akan memperhatikan rilis data aktivitas manufaktur China, hari ini.
RatingDog akan menerbitkan indeks manajer pembelian (PMI) untuk bulan Oktober. Ekonom Reuters memperkirakan angka tersebut akan berada di level 50,9, sedikit lebih rendah dari angka September sebesar 51,2.
Data PMI resmi dari Biro Statistik Nasional menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur China pada bulan Oktober menyusut ke level terendah dalam enam bulan terakhir, di angka 49,0.
Bank sentral Australia akan memulai rapat kebijakan moneter selama dua hari hari ini. Para ekonom memperkirakan Royal Bank of Australia akan mempertahankan suku bunga, setelah data inflasi kuartal ketiga menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari perkiraan.
Mengawali perdagangan saham hari ini indeks ASX 200, Australia dibuka turun 0,4%. Indeks berlanjut melemah 0,38% menjadi 8.848,50 pada pukul 8:15 WIB.
Pada jam yang sama indeks Kospi, Korea Selatan melonjak 1,65% (67,71 poin) ke level 4.175,21, setelah dibuka melaju 1,04%, dan indeks Kosdaq dibuka naik 0,51%.
Pasar Jepang hari ini tutup karena hari libur nasional.
Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) hari ini diperkirakan masih berpeluang kembali ke zona hijau, setelah tergelincir ke zona merah pada akhir sesi perdagangan pekan lalu, terkoreksi 0,25% menjadi 8.163. Harga ETF saham Indonesia, iShares MSCI Indonesia ETF ( EIDO ), di New York Stocks Exchange turun tipis 0,08% di USD18,28.
Beberapa analis memperkirakan pergerakan IHSG hari ini masih dalam tren positif, berpotensi kembali ke level 8.200, didukung oleh berlanjutnya aksi beli asing. Namun secara historis IHSG memiliki kecenderungan melemah pada November.
Secara teknikal, masih memiliki ruang penguatan lanjutan, di atas MA20. Indeks membentuk pola spinning top pada Oktober, yang mengindikasikan tren penguatan IHSG selama empat bulan terakhir mulai mencapai fase jenuh.
Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street akhir pekan lalu ditutup menguat. Namun investor masih khawatir bahwa The Fed semakin berhati-hati dalam memangkas suku bunga. Indeks S&P 500, Nasdaq, dan Dow Jones menguat, didorong lonjakan saham Amazon (+9,6%). Beberapa saham ritel dan bahan pokok melemah akibat kekhawatiran penurunan penjualan November jika shutdown menghambat program bantuan pangan.
Sektor consumer discretionary meloncat 4%. Netflix melompat 2,7% setelah mengumumkan rencana stock split 10:1. Warner Bros Discovery melejit 8,7%. Tapi Apple turun 0,4%, setelah Tim Cook memperingatkan adanya kendala pasokan. Walmart merosot 1%. Secara mingguan, S&P 500 dan Dow Jones meningkat 0,7% dan 0,75%, Nasdaq melonjak 2,4%. Sepanjang Oktober, S&P 500 dan Dow Jones melonjak 2,27% dan 2,5%. Nasdaq meloncat 4,7%.
Dow Jones Industrial Average naik 0,09% (40,75 poin) di 47,562,87.
S&P 500 menguat 0,26% (17,86 poin) menjadi 6.840,2.
Nasdaq Composite meningkat 0,61% (143,81 poin) ke 23.724,96.
Bursa saham utama Eropa menutup pekan lalu dengan menurun, memperpanjang penurunan empat sesi beruntun. Rilis data inflasi Oktober kawasan euro tetap di kisaran target 2%, memperkuat keputusan ECB sehari sebelumnya, dengan mempertahankan suku bunga acuan di 2% untuk ketiga kalinya. Investor masih menimbang peluang berkurangnya pemangkasan suku bunga AS dan Eropa, laporan keuangan raksasa teknologi AS, serta rapuhnya kesepakatan dagang AS-China.
Indeks STOXX 600 turun 0,51% menjadi 571,89, meski masih mencatatkan kenaikan sepanjang Oktober. Sektor asuransi memimpin penurunan (-1,9%); saham AXA terperosok 4,4%, dan Scor rontok 13%. Saham sektor perbankan menjadi satu-satunya penopang pasar. Erste Group Bank melesat 5,5%, Danske Bank meloncat 3,1%.
- DAX 40 Jerman melorot 0,67% (-160,59 poin) ke 23.958.
- FTSE 100 Inggris turun 0,44% (-42,81 poin) menjadi 9.717.
- CAC 40 Prancis menyusut 0,44% (-36,22 poin) jadi 8.121.
Nilai Tukar Dolar AS
Kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia mengakhiri pekan lalu menguat, dengan mencatatkan kenaikan 2% sepanjang Oktober didukung prospek ekonomi AS yang solid. Sementara itu, Federal Reserve (The Fed) menurunkan ekspektasi pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga pada Desember. Indeks dolar AS.(DXY) naik 0,35% ke 99,82
Sebaliknya, yen Jepang melemah. Bank of Japan (BoJ) mengecewakan pelaku pasar yang berharap sinyal lebih agresif terkait kenaikan suku bunga di masa depan. Yen mencatat penurunan bulanan 4,2% terhadap dolar AS sepanjang Oktober - pelemahan terbesar sejak Juli. Euro dan poundsterling juga melemah terhadap dolar AS, dan mencatat penurunan bulanan 1,8% dan 2,3%.
Kurs spot dolar
Currency | Value | Change | % Change | Time (ET) |
Euro (EUR-USD) | 1.1537 | 0.00 | 0.24% | 4:59 PM |
Yen (USD-JPY) | 153.99 | 0.14 | 0.09% | 4:59 PM |
Poundsterling (GBP-USD) | 1.3152 | 0.00 | 0.01% | 4:59 PM |
Rupiah (USD-IDR) | 16,631 | 5.00 | 0.03% | 3:59 AM |
Yuan (USD-CNY) | 7.1199 | 0.01 | 0.13% | 2:59 PM |
Sumber : Bloomberg.com, 31/10/2025 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea berakhir menguat pada pekan lalu. Perdagangan sempat berfluktuasi tajam setelah muncul laporan rencana serangan AS ke Venezuela. Harga kembali terkoreksi setelah Presiden AS Donald Trump membantah kabar tersebut. AS diketahui telah mengerahkan gugus tugas angkatan laut yang berpusat di kapal induk USS Gerald Ford, di lepas pantai Venezuela.
Harga minyak sempat tertekan oleh penguatan dolar AS, kontraksi manufaktur China selama tujuh bulan berturut-turut, serta rencana Arab Saudi menurunkan harga jual ke Asia. Secara bulanan, harga Brent dan WTI anjlok 2,6% dan 2% sepanjang Oktober. Survei Reuters memperkirakan rata-rata harga Brent sebesar USD 67,99 per barel dan WTI USD 64,83 per barel pada 2025.
- Harga Brent berjangka menguat 7 sen (0,11%) di USD 65,07 per barel.
- Harga WTI berjangka meningkat 41 sen (0,68%) ke USD 60,98 per barel.
Harga emas pada akhir pekan lalu ditutup melemah, tertekan oleh ketidakpastian pemangkasan suku bunga lanjutan oleh The Fed. pasar kini hanya memperkirakan peluang 63%, dari 90%, terjadinya pemangkasan suku bunga pada DesemberIndeks dolar AS bertahan di dekat level tertinggi tiga bulan, membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.
Meski melemah harian, harga emas tetap mencatat kenaikan bulanan ketiga berturut-turut (+3,7%) dan telah naik sekitar 53% sepanjang tahun. Harga logam mulia lainnya; perak spot turun 0,4% ke USD 48,73 per ounce, platinum anjlok 1,7% ke USD 1.583,41, dan palladium turun 0,4% ke USD 1.440,02 per ons.
- Harga emas spot melorot 0,6% ke USD 4.001,74 per ounce.
- Harga emas berjangka AS turun 0,5% ke USD 3.996,50 per ounce.
(AFP, CNBC , Reuters)
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.


Tải thất bại ()