- Dolar bertahan dekat level tertinggi tiga bulan di 99,73 menjelang rilis data ekonomi utama Amerika, sementara yen jatuh akibat selisih suku bunga AS-Jepang.
- Euro dan pound melemah menjelang keputusan suku bunga Bank of England; ketidakpastian politik Inggris menambah tekanan pada sterling.
- Investor menunggu data ADP dan ISM karena laporan tenaga kerja resmi tertunda akibat government shutdown; pasar menilai peluang 68% pemangkasan suku bunga the Fed pada Desember.
Ipotnews - Dolar AS bergerak mendekati level tertinggi dalam tiga bulan, Senin, seiring investor menunggu rilis sejumlah data ekonomi penting pekan ini untuk menilai kekuatan ekonomi Amerika Serikat dan mencari petunjuk apakah hal itu dapat memengaruhi sikap hawkish Federal Reserve.
Sementara itu, yen melemah mendekati posisi terendah dalam delapan setengah bulan akibat perbedaan suku bunga yang lebar antara AS dan Jepang.
Aktivitas perdagangan di Asia berlangsung tipis karena libur nasional di Jepang, membuat pergerakan mata uang cenderung terbatas meski sebagian besar tetap tertekan terhadap dolar yang kuat, demikian laporan Reuters , di Singapura, Senin (3/11).
Euro jatuh ke posisi terendah dalam tiga bulan dan terakhir diperdagangkan USD1,1536, sedangkan poundsterling turun 0,19 persen menjadi USD1,3145 menjelang keputusan kebijakan Bank of England pekan ini, yang diperkirakan mempertahankan suku bunga acuannya.
Sterling juga terbebani oleh meningkatnya tekanan politik terhadap Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves, di tengah kekhawatiran investor terkait dampak kebijakan anggaran November mendatang terhadap dunia usaha, rumah tangga, dan aktivitas ekonomi secara keseluruhan.
Di Amerika, penutupan sebagian aktivitas pemerintah (government shutdown) diperkirakan menunda publikasi laporan ketenagakerjaan nonfarm payrolls, Jumat. Meski demikian, investor masih akan mencermati data tenaga kerja versi ADP dan indeks manajer pembelian (ISM PMI) pekan ini untuk melihat kondisi ekonomi teranyar.
"Ketiadaan data besar membuat pasar relatif tenang," ujar Rodrigo Catril, analis National Australia Bank. "Namun, jika shutdown masih berlanjut, kejutan besar -- baik penurunan maupun kenaikan signifikan -- dari data swasta dapat menggerakkan pasar."
Menurut Catril, sejauh ini data ekonomi tidak menunjukkan urgensi bagi the Fed untuk segera mengubah arah kebijakan. Pekan lalu, the Fed memang menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin, sesuai ekspektasi pasar, tetapi Chairman Jerome Powell menegaskan bahwa langkah itu kemungkinan menjadi pemangkasan terakhir tahun ini. Powell menyebut bank sentral perlu menunggu gambaran ekonomi yang lebih jelas sebelum mengambil kebijakan lanjutan.
Beberapa presiden bank sentral wilayah the Fed juga mengungkapkan ketidaknyamanan atas keputusan pelonggaran tersebut. Akibatnya, pelaku pasar kini mengurangi ekspektasi adanya pemangkasan tambahan pada Desember, dengan probabilitas sekitar 68 persen untuk langkah lanjutan.
Indeks Dolar AS (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama dunia tercatat stabil di level 99,73, mendekati posisi terkuat sejak Agustus.
Yen Jepang melemah 0,1 persen menjadi 154,10 per dolar AS, dan tetap mendekati rekor terendah terhadap euro di level 177,86.
Meski Gubernur Bank of Japan Kazuo Ueda pekan lalu memberi sinyal kuat kemungkinan kenaikan suku bunga pada Desember, pasar menilai pendekatan bank sentral masih terlalu berhati-hati, terutama di saat the Fed menunjukkan sikap yang lebih hawkish.
Kondisi ini menambah tekanan terhadap yen, memicu komentar dari otoritas Jepang yang berupaya menahan pelemahan mata uang tersebut.
"Jika yen mendekati 155 per dolar, komentar dari pejabat Jepang kemungkinan akan semakin keras, bahkan potensi intervensi pasar bisa meningkat," ujar Catril. "Namun, kondisi ini juga memperkuat argumen bahwa Bank of Japan tidak bisa menunda langkah kenaikan suku bunga lebih lama lagi."
Di Pasifik, dolar Selandia Baru berada dekat posisi terendah dalam enam setengah bulan dan terakhir diperdagangkan di USD0,5730. Dolar Australia sedikit menguat 0,2 persen menjadi USD0,6566, didorong oleh ekspektasi bahwa Reserve Bank of Australia (RBA) akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan Selasa, menyusul data inflasi inti yang masih tinggi. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.


Tải thất bại ()