Reli Saham AI Memudar, Kospi Pimpin Kejatuhan Indeks Saham Asia

• Saham Asia turun tajam, dipimpin oleh penurunan indeks Kospi Korea Selatan hingga 6,2% sebelum ditutup turun 2,9%, akibat aksi jual di saham teknologi yang dinilai sudah terlalu mahal.
• Kekhawatiran atas reli AI yang berlebihan, valuasi tinggi, dan berkurangnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed memicu aksi jual di berbagai pasar, termasuk Taiwan, Singapura, Malaysia, dan Filipina.
• Meski demikian, analis menilai koreksi ini sebagai penyesuaian sehat, dengan potensi stabilisasi pasar seiring normalisasi laba dan kejelasan kondisi makroekonomi.

Ipotnews - Saham Asia mengalami penurunan tajam hingga menjelang akhir sesi perdagangan hari ini, Rabu (5/11), dipimpin oleh kejatuhan indeks Kospi, Korea Selatan. Investor melepas saham teknologi yang dinilai sudah terlalu mahal, meski sebagian pasar sempat memangkas kerugian menjelang penutupan.
Indeks MSCI saham  emerging market  Asia dan indeks saham Asia (di luar Jepang) masing-masing turun lebih dari 1%, penurunan intraday terburuk sejak gejolak tarif "Liberation Day" pada awal April lalu. Saham-saham melemah setelah CEO Morgan Stanley dan Goldman Sachs meragukan keberlanjutan reli yang didorong oleh saham-saham AI karena valuasinya sudah mencapai rekor tertinggi.
Laman Reuters melaporkan, hingga sekitar pukul 15:00 WIB, indeks KOSPI sempat ambles hingga 6,2%, penurunan  intraday  terburuk sejak Agustus tahun lalu, sebelum ditutup turun 2,9% sedikit di atas level psikologis 4.000. Won Korea melemah 0,7% ke posisi terendah sejak pertengahan April.
Reli KOSPI sejak April lalu telah mencapai 80%, dengan lebih dari sepertiga kenaikan terjadi pada Oktober lalu. Saham Samsung Electronics melambung 90% sepanjang tahun ini, sementara SK Hynix telah melesat lebih dari tiga kali lipat. Indeks Taiex Taiwan juga melejit 20% tahun ini, didorong oleh lonjakan 40% saham TSMC .
Namun kekhawatiran atas reli yang terlalu panas, valuasi tinggi, revisi ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, serta sikap hati-hati dari para eksekutif Wall Street memicu aksi jual tajam di pasar Asia. Indeks Taiwan hari ini terperosok 2,6%, penurunan terbesar dalam tiga minggu, sementara dolar Taiwan melemah untuk hari keenam berturut-turut ke level terendah sejak awal Mei.
"Ini bukanlah kejatuhan pasar secara luas, melainkan penyesuaian sehat di sektor yang sudah terlalu panas," ujar Tareck Horchani dari Maybank Securities, seperti dikutip Reuters. Ia menambahkan bahwa sentimen jangka pendek mungkin tetap rapuh, namun pasar diperkirakan akan stabil seiring normalisasi laba dan kejelasan makroekonomi yang meningkat.
Di Asia Tenggara, indeks STI Singapura merosot lebih dari 1%, KLCI Malaysia turun 0,6%, dan indeks PSEI Filipina anjlok 1,8%. Sementara itu indeks IHSG Indonesia menguat 0,3%
Sebagian besar mata uang regional juga tertekan terhadap dolar AS; peso Filipina turun 0,5%, sedangkan rupiah Indonesia melemah 0,2% dan bertahan di sekitar level terendah enam minggu. (Reuters)
 Asia stock indexes and currencies at 0719 GMT 


Sumber : admin