Pasardana.id – Riset harian FAC Sekuritas menyebutkan, pada perdagangan kemarin (06/11), IHSG ditutup menguat +18,53 poin (+0,22%) ke level 8.337,06.
Penguatan IHSG didorong menguatnya saham-saham berkapitalisasi besar, seperti DSSA (+8,84%), BREN (+1,79%), BBRI (+0,50%), ASII (+1,20%), SMMA (+2,11%), & BELI (+7,32%).
Dari sisi kebijakan, Kementerian Keuangan berencana mengusulkan RUU redenominasi rupiah kepada DPR, dengan pembahasan terkait RUU tersebut ditargetkan rampung paling cepat pada 2026.
Di saat yang sama, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengatakan, bahwa feasibility study atas 18 proyek hilirisasi senilai lebih dari Rp300 triliun yang diajukan oleh Satgas Hilirisasi akan selesai pada Desember 2025.
Dari eksternal, optimisme penurunan suku bunga The Fed menurun menjadi 69% dari awalnyaa sekitar 90%nan untuk periode bulan depan.
Sementara itu, Wall Street tadi malam ditutup melemah, seperti DJIA (- 0,84%), S&P 500 (-1,12%), & Nasdaq (-1,90%).
Penurunan pasar saham, terutama di sektor teknologi dan kecerdasan buatan (AI), didorong oleh kekhawatiran terhadap valuasi AI yang terlalu tinggi.
Kinerja laba yang tidak konsisten memperkuat suasana waspada, mengakibatkan penurunan signifikan pada berbagai saham utama: Qualcomm turun -4,5%, Tesla merosot -2,8% menjelang rapat pemegang saham, serta AMD anjlok hingga -7%.
Saham-saham megacap seperti Nvidia (-3,8%), Microsoft (-1,8%), Amazon (- 2,3%), dan Meta (-2,7%) juga ikut terpuruk.
Dalam kondisi tanpa data resmi dari pemerintah yang mengalami goverment shutdown, investor kini mengandalkan data swasta yang menunjukkan ekonomi yang lebih lemah, sehingga meningkatkan preferensi terhadap keamanan dan mengurangi risiko, sekaligus memperdalam aksi jual di pasar teknologi.
“Menyikapi beragam kondisi tersebut diatas, pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan cenderung bergerak mixed. Investor hari ini akan mencermati rilis data Statistik Cadangan Devisa Indonesia (Okt-25),” sebut analis FAC Sekuritas dalam riset Jumat (07/11).
Tải thất bại ()