- Harga minyak anjlok lebih dari USD2, dengan Brent ditutup di USD62,71 dan WTI di USD58,49, setelah laporan OPEC memperkirakan pasokan dan permintaan global akan seimbang pada 2026.
- Proyeksi keseimbangan pasar menggantikan perkiraan defisit sebelumnya, menekan harga di tengah kekhawatiran kelebihan pasokan dan lemahnya ekonomi AS.
- Pembukaan kembali pemerintahan AS diperkirakan dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan permintaan minyak, sementara pasar menanti prospek dari EIA.
Ipotnews - Harga minyak merosot, Rabu, setelah OPEC melaporkan pasokan minyak global diperkirakan seimbang dengan permintaan pada 2026, menandai perubahan signifikan dari proyeksi sebelumnya yang memperkirakan terjadinya defisit pasokan.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup anjlok USD2,45 atau 3,76% menjadi USD62,71 per barel, setelah sehari sebelumnya melonjak 1,7%, demikian laporan Reuters, di Houston, Rabu (12/11) atau Kamis (13/11) pagi WIB.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), ambles USD2,55 atau 4,18% menjadi USD58,49 per barel, setelah melesat 1,5% pada sesi sebelumnya.
Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ) menyebut, keseimbangan antara pasokan dan permintaan global tahun depan diperkirakan terjadi akibat peningkatan output dari kelompok OPEC +. Sebelumnya, kartel tersebut memperkirakan masih akan terjadi defisit pasokan hingga 2026.
"Prospek bahwa pasar akan berada dalam kondisi seimbang jelas menjadi faktor utama penekan harga," ujar Phil Flynn, Analis Senior Price Futures Group. "Pasar ingin percaya bahwa keseimbangan itu nyata, dan saya pikir kali ini pelaku pasar lebih mempercayai OPEC dibandingkan IEA."
Sementara itu, Badan Energi Internasional (IEA) dalam laporan World Energy Outlook terbarunya memperkirakan permintaan minyak dan gas global masih akan terus meningkat hingga 2050. Proyeksi ini menjadi perubahan dari perkiraan sebelumnya yang menyebutkan permintaan minyak akan mencapai puncak pada dekade ini, setelah IEA beralih dari metode proyeksi berbasis komitmen iklim.
Menurut John Kilduff, mitra di Again Capital, laporan OPEC tersebut muncul di tengah kesulitan sebagian penjual minyak mentah untuk menemukan pembeli.
"Ada banyak kargo minyak yang tidak terserap pasar," ujarnya. "Bagian terdepan dari kurva harga sedang membentuk pola baru. Secara umum, ada sentimen bahwa ekonomi Amerika sedang melemah."
Analis menilai, kelebihan pasokan minyak mentah masih menjadi faktor utama yang menahan potensi kenaikan harga. OPEC + sebelumnya sepakat untuk menjeda peningkatan produksi pada kuartal pertama tahun depan, setelah mulai mengakhiri pemangkasan output sejak Agustus 2025.
Di sisi lain, rencana pembukaan kembali pemerintahan Amerika diperkirakan dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan aktivitas ekonomi, sehingga mendukung permintaan terhadap minyak.
"Pemulihan aktivitas pemerintahan federal Amerika dapat menjadi katalis positif bagi permintaan energi," tulis Tony Sycamore, analis IG.
DPR Amerika yang dikuasai Partai Republik dijadwalkan melakukan pemungutan suara, Rabu malam, terkait rancangan undang-undang yang telah disetujui Senat, guna memulihkan pendanaan lembaga pemerintah hingga 30 Januari.
Sementara itu, Badan Informasi Energi (EIA) Amerika dijadwalkan merilis prospeknya mengenai pasar energi pada Kamis, yang akan memberikan gambaran lebih lanjut mengenai arah pasokan dan permintaan minyak dunia. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.


Tải thất bại ()