- Dolar AS berpotensi menguat dan menekan rupiah setelah sikap pejabat Federal Reserve terbelah soal peluang pemangkasan suku bunga Desember 2025; rupiah bergerak di sekitar Rp16.716 per dolar AS.
- Sentimen hawkish The Fed meningkat, dengan lebih banyak pejabat mengisyaratkan penahan suku bunga, sehingga menurunkan ekspektasi pemangkasan; namun rupiah diperkirakan terbatas melemah karena berada di zona intervensi BI (Rp16.650-Rp16.800).
- Perbedaan pandangan di internal The Fed: kelompok hawkish (Collins, Schmid, Hammack, Logan) menentang pemotongan suku bunga, sementara kelompok dovish (Miran, Waller, Bowman) menilai inflasi mereda dan mendukung pemangkasan.
Ipotnews - Sikap para pejabat Federal Reserve yang terbelah soal prospek pemangkasan suku bunga acuan Desember 2025, diperkirakan menguatkan dolar Amerika Serikat dan menekan rupiah di akhir pekan.
Mengutip data Bloomberg, Jumat (14/11) pukul 09.20 WIB, kurs rupiah sedang diperdagangkan pada level Rp16.716 per dolar AS, menguat 12 poin atau 0,07% dibandingkan posisi akhir perdagangan Kamis (13/11) di Rp16.728 per dolar AS.
Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong mengatakan kurs rupiah diperkirakan melemah terhadap dolar AS yang sedang menguat di tengah sentimen risk off.
"Penyebabnya adalah semakin bertambah pejabat the Fed yang hawkish, sehingga menurunkan prospek pemangkasan suku bunga acuah the Fed," kata Lukman kepada Ipotnews melalui pesan WhatsApp pagi ini.
Namun Lukman menilai kurs rupiah di posisi Rp16.700 telah memasuki level intervensi Bank Indonesia. Dengan demikian ada kemungkinan pelemahan rupiah hari ini akan terbatas dan bisa juga menguat.
"Kurs rupiah diperkirakan di kisaran Rp16.650- Rp16.800 per dolar AS hari ini," ujar Lukman.
Sejauh ini sikap the Fed terkait arah suku bunga acuan Desember mendatang masih terbelah pasca FOMC Oktober lalu.
Pejabat lain yang sebelumnya lebih antusias terhadap pemotongan suku bunga, termasuk Austan Goolsbee dari The Fed Chicago, kini berbalik pandangan menjadi serupa dengan Susan Collins, yang memimpin The Fed Boston, yang cenderung menahan suku bunga.
Mereka bergabung dengan kubu hawkish The Fed, yang mencakup Jeff Schmid dari The Fed Kansas City, Beth Hammack dari The Fed Cleveland, dan Lorie Logan dari The Fed Dallas, yang semuanya memperingatkan agar tidak memangkas suku bunga lagi.
Di sisi lain, anggota Dewan Gubernur Stephen Miran, Christopher Waller, dan Michelle Bowman mengusulkan pemotongan suku bunga. Miran, pejabat The Fed terbaru--yang ditunjuk Presiden Donald Trump awal tahun ini--menilai inflasi sudah lebih baik dari perkiraan, mendukung argumen untuk memangkas suku bunga.(Adhitya/AI)
Sumber : admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.

Để lại tin nhắn của bạn ngay bây giờ