- Dolar menguat, didukung kekhawatiran fiskal Jepang dan ekspektasi pelambatan ekonomi AS, sementara peluang pemangkasan suku bunga the Fed makin menyempit.
- Yen jatuh ke level terendah 9,5 bulan di tengah tarik-menarik kebijakan antara BoJ dan pemerintah Jepang, memicu risiko intervensi serta volatilitas pasar.
- Pelaku pasar menunggu data tenaga kerja AS, sementara komentar pejabat bank sentral dan Trump soal calon bos the Fed menambah ketidakpastian arah kebijakan moneter.
Ipotnews - Dolar AS mempertahankan kenaikan terhadap yen setelah menyentuh level tertinggi dalam sembilan setengah bulan, Selasa, serta bergerak menguat terhadap euro. Pergerakan ini dipicu kekhawatiran terkait arah kebijakan fiskal Jepang serta penantian investor terhadap data ekonomi Amerika Serikat yang dapat memberi sinyal langkah selanjutnya dari Federal Reserve.
Data dari Federal Reserve Cleveland menunjukkan sebanyak 39.000 warga Amerika menerima pemberitahuan PHK bulan lalu. Laporan ADP Research juga mencatat rata-rata 2.500 pekerjaan hilang setiap minggu selama empat pekan yang berakhir 1 November.
Kondisi ini muncul di tengah kekhawatiran investor atas pelemahan ekonomi Amerika, sementara peluang pemangkasan suku bunga semakin mengecil, demikian laporan Reuters, di New York, Selasa (18/11) atau Rabu (19/11) pagi WIB.
Michael Boutros, Senior Technical Strategist StoneX, mengatakan ketidakpastian data membuat posisi the Fed semakin sulit. "Melihat kondisi pasar di atas kertas, tidak ada justifikasi untuk penurunan suku bunga saat ini," ujarnya.
Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, naik 0,02 persen ke 99,55, setelah mengakhiri penurunan beruntun empat hari pada sesi Senin.
Yen melemah 0,2 persen menjadi 155,58 per dolar, dan sempat menyentuh 155,73 -- level terendah sejak 3 Februari.
Meski Gubernur Bank of Japan (BoJ) Kazuo Ueda memberi sinyal kemungkinan kenaikan suku bunga bulan depan, Perdana Menteri Sanae Takaichi menentang rencana tersebut dan mendorong BoJ untuk selaras dengan kebijakan pemerintah guna memulihkan ekonomi.
Barclays menyarankan posisi beli dolar terhadap yen, menilai kebijakan ala Abenomics yang diusung Takaichi akan mempertahankan tekanan pada mata uang Jepang tersebut.
Juan Perez, Direktur Monex USA, menilai kebijakan fiskal agresif pemerintah baru Jepang menambah volatilitas. "Ini mengurangi citra Jepang sebagai aset aman. Kini mereka lebih liar dan lebih tidak stabil," katanya.
Risiko intervensi valuta asing juga meningkat, meski analis menilai peringatan lisan otoritas belum menunjukkan tindakan yang segera. Menteri Keuangan Jepang Satsuki Katayama menyatakan kekhawatiran atas pergerakan kurs terbaru.
Pemerintah Jepang disebut perlu menyusun stimulus sekitar 23 triliun yen, menurut Goushi Kataoka, anggota panel kebijakan pemerintah.
Kurva imbal hasil surat utang pemerintah Jepang semakin curam akibat kekhawatiran atas besarnya paket stimulus, dengan yield tenor 20 tahun mencapai level tertinggi 26 tahun.
Investor kini menantikan laporan ketenagakerjaan Amerika untuk periode September yang akan dirilis Kamis. "Ada pandangan bahwa pasar tenaga kerja mungkin lebih lemah dari yang tercermin di data. Pasar sedang mencoba memahaminya," ujar Boutros. "Pertanyaannya, apakah itu lebih penting daripada inflasi yang masih persisten?"
Di internal the Fed, perbedaan pandangan semakin mencuat. Gubernur Christopher Waller terus memperkuat argumentasi untuk pemotongan suku bunga, sementara Vice Chairman Philip Jefferson menyarankan langkah yang lebih berhati-hati. Presiden Fed Richmond, Thomas Barkin, mengatakan data yang akan datang diharapkan memberi kejelasan arah ekonomi.
Pasar uang kini memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga 25 bps pada pertemuan Desember sekitar 51 persen, turun dari 60 persen pekan lalu, menurut FedWatch Tool CME Group.
Presiden AS Donald Trump mengatakan sedang berbicara dengan sejumlah kandidat potensial untuk menggantikan Chairman Fed Jerome Powell, yang masa jabatannya berakhir Mei mendatang, termasuk beberapa nama yang tidak terduga.
Euro melemah 0,07 persen menjadi USD1,1584, sementara franc Swiss -- mata uang safe haven -- diperdagangkan 0,7990 per dolar. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.

Để lại tin nhắn của bạn ngay bây giờ