Stok Amerika Menyusut, Harga Minyak Berjangka Terkatrol

avatar
· Views 26
  • Harga minyak naik tipis setelah sebelumnya anjlok, didorong penurunan stok minyak mentah AS lebih besar dari perkiraan.
  • Spekulasi berakhirnya perang Rusia-Ukraina bisa menambah pasokan, menekan harga, meski Ukraina kemungkinan menolak rencana AS.
  • Pasar menunggu dampak sanksi AS terhadap Rosneft dan Lukoil, sementara stok bensin dan distilat AS meningkat, menandakan konsumsi melambat.

Ipotnews - Harga minyak dunia kembali menguat, Kamis, setelah merosot pada sesi sebelumnya, didorong penurunan stok minyak mentah Amerika yang lebih besar dari perkiraan, meski pasar masih mencermati spekulasi terkait upaya AS mengakhiri perang Rusia-Ukraina yang berpotensi menambah pasokan.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 20 sen atau 0,31% menjadi USD63,72 per barel pada pukul 14.14 WIB, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Kamis (20/11).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), bertambah 22 sen atau 0,37% ke posisi USD59,66 per barel.
Keduanya sempat anjlok sekitar 2,1% pada sesi Rabu, setelah laporan  Reuters  mengungkap Gedung Putih menekankan kepada Ukraina untuk menerima kerangka kerja rancangan AS dalam menyelesaikan perang dengan Rusia, dengan menyerahkan wilayah dan beberapa persenjataan.
Penurunan harga sebelumnya dipicu spekulasi bahwa berakhirnya perang akan memicu pencabutan sanksi terhadap penjualan minyak Rusia, sehingga menambah pasokan di tengah penyimpanan minyak di kapal tanker dan peningkatan output oleh produsen utama.
Namun, analis ING menilai Ukraina kemungkinan besar tidak akan mendukung rencana tersebut karena dapat menguntungkan Rusia. Meski demikian, upaya Amerika untuk mencapai kesepakatan dinilai dapat meredakan kekhawatiran terkait sanksi lebih lanjut terhadap Rusia dan seberapa ketat sanksi yang ada akan diterapkan.
Dukungan harga juga datang dari laporan stok minyak mentah Amerika yang turun lebih besar dari perkiraan. Stok minyak melorot 3,4 juta barel menjadi 424,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 14 November, dibandingkan ekspektasi analis dalam jajak pendapat  Reuters  yang hanya memperkirakan penurunan 603.000 barel.
Penurunan stok mencerminkan meningkatnya aktivitas penyulingan dengan margin yang menguntungkan dan permintaan ekspor minyak Amerika yang kuat.
Namun, stok bensin dan distilat justru meningkat untuk pertama kali dalam lebih dari sebulan, menunjukkan adanya perlambatan konsumsi domestik.
Pasar juga menantikan dampak tenggat waktu 21 November yang ditetapkan Amerika bagi perusahaan untuk menghentikan bisnis dengan Rosneft dan Lukoil, dua raksasa migas Rusia yang terkena sanksi sebagai bagian dari upaya AS mengakhiri perang Rusia-Ukraina. (Reuters/AI)

Sumber : Admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Trả lời 0

Để lại tin nhắn của bạn ngay bây giờ

  • tradingContest