- Harga minyak kembali turun (Brent USD62,42; WTI USD57,91) akibat kemajuan pembicaraan damai Rusia-Ukraina yang memicu kekhawatiran pasar atas potensi kembalinya pasokan minyak Moskow.
- Sanksi AS terhadap Rosneft dan Lukoil hanya berdampak jangka pendek, sementara dorongan kuat Presiden Trump untuk segera tercapainya kesepakatan damai menjadi faktor utama pelemahan harga.
- Penguatan dolar AS dan ketidakpastian arah kebijakan suku bunga the Fed turut menekan sentimen, meski peluang pemangkasan suku bunga meningkat setelah sinyal dovish dari pejabat bank sentral.
Ipotnews - Harga minyak melorot, Senin, melanjutkan pelemahan pekan lalu seiring perkembangan positif dalam pembicaraan damai Rusia-Ukraina serta penguatan dolar AS.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 14 sen atau 0,22% menjadi USD62,42 per barel pada pukul 08.48 WIB, demikian laporan Reuters, di Perth, Senin (24/11).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), menyusut 15 sen atau 0,26% ke posisi USD57,91 per barel.
Kedua acuan tersebut merosot sekitar 3% pada pekan sebelumnya dan menyentuh level penutupan terendah sejak 21 Oktober. Kekhawatiran pasar meningkat bahwa tercapainya kesepakatan damai Rusia-Ukraina dapat membuka jalan bagi pencabutan sanksi terhadap Moskow, sehingga pasar berpotensi dibanjiri pasokan minyak yang sebelumnya terkena embargo.
"Penurunan harga terutama dipicu oleh dorongan kuat Presiden Donald Trump untuk tercapainya kesepakatan damai Rusia-Ukraina, yang dilihat pasar sebagai jalan cepat mengalirnya kembali pasokan besar Rusia," tulis analis IG, Tony Sycamore.
Dia menambahkan bahwa perkembangan menuju kesepakatan damai jauh lebih berdampak dibanding gangguan jangka pendek akibat sanksi Amerika terhadap Rosneft dan Lukoil yang mulai berlaku Jumat lalu. Sanksi itu membuat sekitar 48 juta barel minyak Rusia tertahan di laut.
Minggu, Amerika Serikat dan Ukraina menyatakan adanya kemajuan dalam perundingan rencana damai yang mengharuskan Kyiv menyerahkan sebagian wilayah serta menarik kembali keinginannya bergabung dengan NATO. Presiden Trump memberi tenggat hingga Kamis ini, meski para pemimpin Eropa mendorong kesepakatan yang lebih baik.
Kesepakatan damai berpotensi mencabut kembali sanksi yang selama ini menekan ekspor minyak Rusia. Rusia merupakan produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia setelah Amerika pada 2024, menurut Badan Informasi Energi AS.
Selain ancaman bertambahnya pasokan minyak global, ketidakpastian terkait pemangkasan suku bunga AS juga menekan sentimen investor. Namun peluang pemangkasan suku bunga bulan depan meningkat setelah Presiden Federal Reserve New York, John Williams, memberi sinyal bahwa langkah tersebut dapat dilakukan "dalam waktu dekat."
Dolar AS berada di jalur penguatan mingguan terbesar dalam enam minggu, dengan Indeks DXY menyentuh level tertinggi sejak akhir Mei. Penguatan dolar membuat minyak menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. (Reuters/AI)
Sumber : Admin
Được in lại từ indopremier_id, bản quyền được giữ lại bởi tác giả gốc.
Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.
Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.

Để lại tin nhắn của bạn ngay bây giờ