Rupiah Ditutup Melemah Tipis Karena Pasar Waspadai Risiko Geopolitik Rusia–Ukraina

avatar
· Views 1,870
  • Rupiah melemah tipis ke Rp16.664 per dolar AS, dibayangi kekhawatiran pasar atas risiko geopolitik Rusia-Ukraina yang kembali meningkat.
  • Dolar AS melemah karena ekspektasi kuat terhadap pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember (peluang 80%), meski prospeknya masih tidak pasti karena data ekonomi kunci belum dirilis.
  • Pemerintah tetap optimistis pada target pertumbuhan ekonomi 6%, sementara analis memperkirakan rupiah fluktuatif dengan kecenderungan melemah di kisaran Rp16.660-Rp16.700 pada perdagangan besok.

Ipotnews - Kurs rupiah ditutup melemah tipis pada perdagangan hari ini, di tengah meningkatnya kewaspadaan pelaku pasar terhadap risiko geopolitik akibat perundingan damai Rusia-Ukraina yang kembali tersendat.
Mengutip data Bloomberg Rabu (26/11) pukul 15.00 WIB, rupiah akhirnya parkir di level Rp16.664 per dolar AS, turun 8 poin atau 0,04% dibandingkan penutupan Selasa (25/11) di Rp16.656 per dolar AS.
Pengamat ekonomi, mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, mengatakan ketidakpastian geopolitik masih menjadi penahan penguatan rupiah, meski tekanan dari faktor eksternal lainnya cenderung mereda.
"Pelaku pasar sedang mencermati perkembangan seputar perundingan damai Rusia-Ukraina yang tersendat karena Rusia dan Ukraina yang masih saling melakukan serangan. Ini membuat risiko geopolitik masih ada," tulis Ibrahim dalam publikasi risetnya sore ini.
Ibrahim menjelaskan indeks dolar AS sebetulnya sedang melemah pada perdagangan hari ini seiring meningkatnya ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga The Federal Reserve pada FOMC Desember. Sinyal dovish dari sejumlah pejabat The Fed dalam beberapa hari terakhir mendorong pedagang meningkatkan taruhan pemangkasan suku bunga.
Presiden The Fed San Francisco, Mary Daly, menyampaikan dukungannya terhadap penurunan suku bunga bulan depan, menilai pasar tenaga kerja mulai menunjukkan kerentanan. Nada serupa disampaikan Gubernur Christopher Waller dan Presiden The Fed New York, John Williams, yang melihat adanya ruang pelonggaran dalam jangka pendek.
Menurut CME FedWatch Tool, peluang penurunan suku bunga pada Desember kini mencapai sekitar 80%. "Namun, perpecahan di antara para pejabat The Fed dan fakta bahwa data inflasi dan ketenagakerjaan utama baru akan dirilis setelah pertemuan 9-10 Desember mendatang, membuat prospeknya tetap tidak pasti," ujar Ibrahim.
Serangkaian data ekonomi AS yang tertunda dan dirilis Selasa turut memperkuat ekspektasi pelonggaran. Indeks Harga Produsen (IHP) September naik 0,3% MoM sesuai ekspektasi, sementara IHP inti hanya naik 0,2%, di bawah perkiraan 0,3%. Penjualan ritel juga melambat menjadi 0,2% dari 0,6% bulan sebelumnya. Keyakinan Konsumen versi Conference Board merosot ke 88,7 dari 95,5 pada Oktober.
Dari sisi domestik, pemerintah menilai target pertumbuhan ekonomi 6% bukan hal yang mustahil. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan dibutuhkan perubahan pendekatan analisa ekonomi, terutama bagaimana kebijakan fiskal dan moneter diarahkan.
Menurut para ekonom, peningkatan pertumbuhan membutuhkan tambahan pendorong, mulai dari reformasi pasar tenaga kerja, penertiban impor ilegal (thrifting), hingga insentif pajak bagi industri yang menciptakan lapangan kerja baru. Penempatan dana pemerintah di perbankan dinilai mulai menunjukkan dampak, namun belum optimal.
Untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah, di rentang Rp16.660-Rp16.700 per dolar AS.(Adhitya/AI)

Sumber : admin

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Trả lời 0

Để lại tin nhắn của bạn ngay bây giờ

  • tradingContest