Indeks Saham dan Mata Uang EM Asia Menguat, IHSG Cetak Rekor Tertinggi

• Mayoritas saham emerging market Asia menguat, dengan IHSG mencetak rekor tertinggi berkat optimisme pertumbuhan dan stimulus pemerintah.
• Mata uang Asia cenderung naik terhadap dolar AS yang melemah, sementara rupiah, dolar Singapura, yuan, dan rupee India mendatar.
• Pasar berekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan di kawasan hingga awal 2026.

Ipotnews - Sebagian besar indeks saham acuan di  emerging market  Asia bergerak menguat jelang akhir pekan ini, Jumat (5/12). Indeks saham Indonesia mencetak rekor tertinggi sepanjang masa, didorong oleh optimisme pertumbuhan yang berkelanjutan seiring stimulus pemerintah.
Sementara mata uang regional bergerak naik terhadap dolar AS yang melemah, menyisakan rupiah Indonesia, dolar Singapura, yuan china dan rupee India di garis mendatar.
Laman Reuters melaporkan, pada sekitar pukul 15:30 WIB, indeks MSCI untuk saham  emerging market  Asia melaju 1,1%.
IHSG sempat meningkat 0,6% hingga menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di level 8.689,099 sebelum terpangkas dan diperdagangkan sedikit menguat. IHSG berpeluang mencatat kenaikan mingguan ketiga berturut-turut, dengan lonjakan 1,6% pekan ini.
"Valuasi (di Indonesia) cukup wajar, posisi investor masih ringan, dan momentum pertumbuhan, khususnya di sisi investasi, mulai membaik," kata Rajat Agarwal, analis strategi saham Asia di Societe Generale, seperti dikutip Reuters.
Tahun ini, Indonesia menggulirkan paket stimulus sebesar Rp16,23 triliun di bawah Menteri Keuangan baru, Purbaya Yudhi Sadewa. Injeksi likuiditas ke bank-bank milik negara serta prospek pertumbuhan yang lebih kuat semakin menarik minat investor.
Indeks saham Filipina, PSEI melaju 1,1% setelah rilis data inflasi yang melambat lebih dari perkiraan, pada November, akibat penurunan harga pangan.
Perlambatan tak terduga tersebut memicu spekulasi bahwa Bangko Sentral ng Pilipinas dapat lebih cepat memangkas suku bunga pekan depan. Kemungkinan langkah tersebut sebelumnya telah disinggung oleh gubernur BSnP.
Se,emtara itu, bank sentral Indonesia dan Thailand dijadwalkan menggelar rapat pada 16-17 Desember untuk menetapkan kebijakan terakhirnya pada tahun ini.
Analis ANZ memperkirakan ketiga bank sentral tersebut akan memangkas suku bunga. "Kita kini berada pada tahap akhir siklus pelonggaran di kawasan. Bank sentral diperkirakan menyelesaikan pemangkasan suku bunga pada kuartal I 2026," ujarnya.
Indeks saham Taiwan, TAIEX naik 0,2%. Indeks saham KOSPI, Korea Selatan menanjak 1,1%, didorong lonjakan 7,6% saham Hyundai Motor setelah Amerika Serikat menurunkan tarif impor mobil.
Sedangkan indeks saham KLCI , Malaysia turun 0,5%. Indeks STI Singapura juga turun hingga 0,5% ke level terendah dalam sepekan.
Di pasar uang, won Korea Selatan naik 0,4% dan peso Filipina menguat 0,3%, setelah tiga hari berturut-turut mengalami pelemahan.
Ringgit Malaysia, rupiah, dan dolar Singapura cenderung mendatar.
Dolar AS terus bergerak di dekat level terendah dalam lima pekan karena investor bersiap menghadapi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS pekan depan.
Di India, rupee bergerak stagnan setelah Reserve Bank of India memangkas suku bunga acuan repo sebesar 25 basis poin, sesuai dengan perkiraan.
Pasar Thailand ditutup karena hari libur nasional.
 Asian stocks and currencies at 0730 GMT 


Sumber : admin