Investor "Wait and See" Sikap The Fed, Wall Street Berakhir di Area Merah

• Wall Street melemah karena investor wait-and-see menjelang keputusan the Fed dan kenaikan imbal hasil US Treasury.
• Sektor saham beragam, dengan teknologi naik berkat Microsoft-Nvidia-Broadcom, sementara komunikasi tertekan kejatuhan Netflix.
• Aksi korporasi menggerakkan pasar, termasuk penawaran akuisisi Paramount-Skydance untuk Warner Bros serta lonjakan Confluent setelah rencana akuisisi oleh IBM.

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street melemah, Senin, dengan sebagian besar sektor dalam indeks S&P 500 berahir di zona merah. Investor menahan diri menjelang pengumuman kebijakan moneter Federal Reserve yang akan dirilis dua hari mendatang, sementara imbal hasil US Treasury kembali meningkat dan menambah tekanan pada pasar saham.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 215,67 poin atau 0,45% menjadi 47.739,32, S&P 500 melorot 23,89 poin atau 0.35% ke posisi 6.846,51, sementara Nasdaq Composite Index terkoreksi 32,22 poin atau 0,14% jadi 23.545,90, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Senin (8/12) atau Selasa (9/12) pagi WIB.
Ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga pada Desember semakin menguat setelah data pekan lalu menunjukkan belanja konsumen hanya meningkat moderat menjelang akhir kuartal ketiga. Namun, pelaku pasar tetap menanti sinyal yang lebih jelas mengenai arah kebijakan ke depan dari the Fed, yang diperkirakan menjadi salah satu paling terpecah dalam beberapa tahun terakhir.
"Pasar akan sulit menemukan arah yang pasti sebelum pertemuan the Fed selesai," ujar Carol Schleif, Chief Market Strategist BMO Private Wealth. "Kita baru saja menyelesaikan musim laporan keuangan yang kuat dan tidak akan ada laporan kinerja lagi dalam empat minggu ke depan. Satu-satunya hal yang menjadi pegangan pasar saat ini adalah the Fed."
Menurut FedWatch Tool CME Group, pelaku pasar kini memperkirakan peluang sekitar 89% bahwa the Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan Rabu (10/12).
Sentimen pasar juga tertekan oleh kenaikan imbal hasil US Treasury. Yield obligasi pemerintah bertenor 10 tahun melesat setelah gempa besar mengguncang wilayah lepas pantai Jepang sebelum perdagangan saham Amerika Serikat dibuka.
Di antara saham individual, perhatian investor tertuju pada aksi korporasi Paramount Skydance yang mengajukan penawaran akuisisi senilai USD108,4 miliar untuk membeli Warner Bros Discovery dalam langkah permusuhan yang bertujuan mengalahkan Netflix. Aksi tersebut mendorong saham Warner Bros Discovery melejit 4,4%, saham Paramount melambung 9%, sementara Netflix anjlok 3,4%.
Tekanan pada Netflix membuat sektor S&P 500 Communication Services kehilangan 1,8%, menjadi sektor dengan kinerja terburuk di antara 11 sektor utama S&P 500.
Teknologi menjadi satu-satunya sektor yang menguat, naik 0,9% berkat dorongan dari Microsoft, Nvidia, dan Broadcom.
Fokus investor minggu ini juga tertuju pada valuasi saham teknologi, terutama menjelang rilis laporan keuangan Broadcom dan Oracle, di tengah kekhawatiran mengenai pembiayaan utang untuk belanja kecerdasan buatan (AI).
Dalam perkembangan terkait regulasi, Presiden AS Donald Trump menyatakan akan menandatangani perintah eksekutif untuk menetapkan aturan nasional terpadu mengenai kecerdasan buatan. Langkah ini dipandang positif oleh Schleif karena dapat memberikan kejelasan regulasi bagi perusahaan AI yang selama ini menghadapi aturan berbeda-beda antarnegara bagian.
Meski demikian, saham Alphabet--perusahaan induk Google--tetap berakhir merosot lebih dari 2%, menjadi penekan terbesar sektor komunikasi bersama Meta Platforms.
Di sektor teknologi lainnya, saham Marvell Technology ambles 7% setelah perusahaan dealer mobil bekas Carvana mengalahkannya dalam perebutan posisi masuk ke indeks S&P 500. Saham Carvana melesat 12% usai pengumuman tersebut.
Saham Confluent meroket 29% setelah IBM mengumumkan rencana mengakuisisi perusahaan infrastruktur data tersebut senilai sekitar USD11 miliar. Saham IBM naik tipis 0,4%.
Sementara itu, Tesla kembali melemah 3% setelah Morgan Stanley menyampaikan pandangan negatif terhadap prospek produsen kendaraan listrik tersebut.
Di sisi lain, Oppenheimer pada hari yang sama memproyeksikan target tertinggi di Wall Street untuk akhir 2026, yaitu 8.100 poin bagi indeks S&P 500, dengan alasan kuatnya pertumbuhan laba dan ketahanan makroekonomi.
Pada penutupan perdagangan, jumlah saham yang turun melampaui yang naik dengan rasio 2,04 banding 1 di NYSE , di mana tercatat 167 titik tertinggi baru dan 68 terendah baru.
Di Nasdaq, 2.092 saham menguat sementara 2.672 melemah, membukukan rasio penurunan 1,28 banding 1. S&P 500 menghasilkan 20 titik tertinggi baru 52 minggu dan 10 titik terendah, sementara Nasdaq mencatat 149 tertinggi dan 79 terendah baru.
Volume transaksi di bursa Wall Street mencapai 16,12 miliar saham, lebih rendah dibanding rata-rata 17,52 miliar saham dalam 20 hari terakhir. (Reuters/Investing/AI)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Walt Disney Company (2,21%)
-Boeing Co (2,17%)
-Nvidia Corporation (1,73%)
Saham berkinerja terburuk
-Procter & Gamble Company (-3,55%)
-Nike Inc (-3,52%)
-Amgen Inc (-2,63%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-Paramount Skydance Corp (9,02%)
-Warner Bros Discovery Inc (4,41%)
-Micron Technology Inc (4,09%)
Saham berkinerja terburuk
-Air Products and Chemicals Inc (-9,45%)
-Dollar General Corporation (-6,12%)
-Incyte Corporation (-5,68%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Top Wealth Group Holding Ltd (271,16%)
-Orangekloud Technology Inc (150,54%)
-Wave Life Sciences Ltd (147,26%)
Saham berkinerja terburuk
-SMX Security Matters Ord Shs Class A (-59,09%)
-Meihua International Medical Technologies Co Ltd (-45,72%)
-GRI Bio Inc (-34,47%)

Sumber : Admin