Harga Minyak Anjlok 2%, Pasar Cermati Perkembangan Ukraina

avatar
· Views 384

HOUSTON, investor.id -Harga minyak dunia merosot sekitar 2% pada perdagangan Senin (8/12/2025) setelah Irak kembali memulihkan produksi di salah satu ladang minyak raksasanya. Di saat yang sama, investor terus mencermati perkembangan pembicaraan damai terkait perang Rusia-Ukraina.
Dikutip dari Reuters, harga minyak Brent turun US$ 1,26 (1,98%) ke posisi US$ 62,49 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melemah US$ 1,20 (2%) ke posisi US$ 58,88 per barel.
Pemulihan produksi ini datang dari ladang minyak West Qurna 2 yang dikelola Lukoil, salah satu ladang terbesar di dunia. Dua pejabat energi Irak mengatakan kepada Reuters bahwa produksi berhasil dinormalkan kembali setelah sebelumnya anjlok akibat kebocoran pada jalur pipa ekspor.
Sebelumnya, harga minyak sempat memangkas pelemahan setelah beredar kabar bahwa Irak menghentikan produksi di ladang tersebut, yang biasanya menghasilkan sekitar 460.000 barel per hari.
Pada perdagangan pekan lalu, kedua kontrak minyak telah ditutup pada level tertinggi sejak 18 November.
Analis minyak PVM, Tamas Varga, mengatakan bahwa setiap kemajuan menuju kesepakatan damai Ukraina berpotensi mendorong ekspor minyak Rusia meningkat sehingga memberi tekanan lebih lanjut pada harga minyak.
"Jika ada kesepakatan yang tercapai dalam waktu dekat, ekspor minyak Rusia kemungkinan naik dan menekan harga," ujarnya.
Di sisi lain, pasar kini memperkirakan peluang 84% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan yang digelar Selasa-Rabu waktu AS. Namun sejumlah komentar dari anggota dewan mengindikasikan bahwa ini bisa menjadi pertemuan paling alot dalam beberapa tahun terakhir.
Proses negosiasi damai Ukraina masih berjalan lambat. Berbagai isu krusial seperti jaminan keamanan Kyiv dan status wilayah yang masih diduduki Rusia belum menemukan titik temu, meskipun Presiden AS Donald Trump mendorong percepatan kesepakatan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy bertemu sejumlah pemimpin Eropa di London pada Senin, sementara analis ANZ menyebut, hasil dorongan Trump terhadap penyelesaian perang ini bisa mengubah pasokan minyak global lebih dari 2 juta barel per hari.
Risiko Geopolitik
Di sisi lain, analis Aegis Hedging menilai, risiko geopolitik kini berhadapan dengan tanda-tanda surplus minyak global yang meningkat, seiring naiknya suplai dari negara-negara OPEC + dan non- OPEC di tengah permintaan yang tumbuh moderat.
Negara-negara G7 dan Uni Eropa disebut tengah membahas opsi mengganti mekanisme batas harga (price cap) minyak Rusia dengan larangan penuh layanan maritim terhadap ekspor negara tersebut. Baca juga:
Langkah ini, bila diterapkan, berpotensi semakin menekan suplai dari produsen minyak terbesar kedua dunia itu.
Pada saat yang sama, AS juga meningkatkan tekanan terhadap Venezuela, termasuk serangan terhadap kapal yang dituduh menyelundupkan narkoba, serta wacana tindakan militer terhadap pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.
Sementara itu, kilang independen China dilaporkan meningkatkan pembelian minyak Iran yang terkena sanksi dengan memanfaatkan kuota impor baru.
Di pasar domestik AS, survei awal Reuters menunjukkan persediaan minyak mentah kemungkinan turun pada pekan lalu, sementara stok distilat dan bensin diperkirakan naik.

Sumber : investor.id

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Trả lời 0

Để lại tin nhắn của bạn ngay bây giờ

  • tradingContest