Senjakala Loper Koran, Hampir Punah Ditelan Zaman

avatar
· Views 432
Senjakala Loper Koran, Hampir Punah Ditelan Zaman
Loper koran di Jakarta/Foto: Ignacio Geordy Oswaldo
Jakarta

Di tengah hiruk-pikuk Jakarta, lampu merah selalu menjadi ruang singgah. Bagi para pengendara, persimpangan ini menjadi jeda sejenak dari kemacetan. Namun bagi loper koran, ruang ini menjadi tempat mengadu nasib, terutama di tengah gempuran informasi era digital sekarang ini.

Salah satunya ada Rino (40), satu dari sedikit penjual koran alias loper di jantung pemerintahan dan ekonomi Indonesia yang masih menggantungkan hidup dari jualan lembaran berita cetak.

Setiap kali lampu merah menyala, sembari menenteng segepok koran dirinya langsung berjalan menyusuri sela-sela kendaraan. Di tengah padatnya lalu lintas yang terhenti sejenak, lengan kirinya terangkat menunjukkan koran-koran dagangannya dan tangannya yang lain mengambil satu eksemplar paling depan dalam genggaman, menyodorkannya ke pengguna jalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagian pengendara khususnya mereka yang naik sepeda motor terlihat hanya melirik sekilas. mereka yang naik mobil tak terlihat menurunkan kaca kendaraan, menunjukkan ketidaktertarikan mereka untuk membeli koran.

Namun tanpa berkecil hati, Rino terlihat menawarkan dagangannya ke pengendara lain yang terhenti di dekat persimpangan Tugu Tani menuju Jalan Menteng Raya. Ia terus menjulurkan salah satu eksemplar koran ke mobil-mobil berikutnya sembari melirik pada pengendara motor.

ADVERTISEMENT
Senjakala Loper Koran, Hampir Punah Ditelan ZamanLoper Koran di Jakarta Foto: Ignacio Geordy Oswaldo
Baca juga: Ketatnya Berebut Cuan dari Mencari Kotoran

Dalam hitungan detik, lampu kembali hijau. Mau tak mau, dirinya hanya bisa menepi ke trotoar di pinggir jalan sembari menaruh kembali koran di tangan kananya ke dalam pelukan, menunggu lampu merah kembali.

Meski dirinya terus mengulang gerakan yang sama menawarkan berita-berita untuk hari ini, lembaran kertas yang dibawanya itu terlihat semakin kehilangan pamornya pada era digital. Sebab sepanjang pengawasan detikcom, tak terlihat ada pengendara yang membeli koran-koran itu.

"Sampai siang ini, baru laku dua saja sih," ucapnya.

Tak hanya Rino, detikcom juga melihat sejumlah penjual koran lain kini sudah sangat jarang ditemui di tengah padatnya Jakarta. Salah satunya di persimpangan Pasar Senen.

Di persimpangan itu terlihat seorang loper yang dengan sigap menyusuri barisan mobil yang terhenti di depan lampu merah. Dirinya tampak mengulangi gerakan yang sama dengan Rino, menaikkan lengan kiri yang penuh dengan tumpukan koran, dan tangan kanan digunakan untuk menawarkan salah satu eksemplar ke pengguna jalan.

Kemudian ada juga penjual koran lain yang biasa mangkal di depan Plaza Festival, Jakarta Selatan. Berbeda dengan dua loper lainnya, ia tampak menawarkan koran-koran hari ini ke pejalan kaki yang melintas turun dari Stasiun LRT Jabodebek, dan melintas di trotoar Jl. Rasuna Said.

(igo/fdl)

Tuyên bố miễn trừ trách nhiệm: Quan điểm được trình bày hoàn toàn là của tác giả và không đại diện cho quan điểm chính thức của Followme. Followme không chịu trách nhiệm về tính chính xác, đầy đủ hoặc độ tin cậy của thông tin được cung cấp và không chịu trách nhiệm cho bất kỳ hành động nào được thực hiện dựa trên nội dung, trừ khi được nêu rõ bằng văn bản.

Bạn thích bài viết này? Hãy thể hiện sự cảm kích của bạn bằng cách gửi tiền boa cho tác giả.
Trả lời 0

Để lại tin nhắn của bạn ngay bây giờ

  • tradingContest